Ilustrasi : Pixabay.com |
Suatu hari seorang ibu menghadap ke Romo sebutan untuk imam di gereja katolik. Ia datang mengadu ke Romo itu tentang doa dan harapan dia yang katanya tidak pernah dikabulkan oleh Tuhan.
Ibu itu memberitahu kepada Romo seperti ini. Sejak saya lahir sebagai orang katolik dan sampai saat ini tetap katolik namun Tuhan tak pernah mengabulkan doa-doa saya. Maksudnya ia ingin mendapatkan simpati dari romo itu.
Romo lalu bertanya kepada ibu itu. "Bu, boleh tahu sekarang usia ibu berapa?"
"Empat puluh enam tahun Romo," jawab ibu itu singkat.
"Bagaimana dengan keadaan keluarga ibu. Apa mereka suami dan anak-anak ibu sehat”
“Apakah mereka sedang sekolah dan kerja?" tanya Romo kepada ibu itu ingin mengetahui lebih jauh.
"Mereka semua sehat, Romo." Jawab ibu itu lagi.
Sang Romo pun menjelaskan kepada ibu itu. Bahwa kesehatan, rejeki, bisa cukup makanan, bisa sekolah dan kerja semua itu adalah jawaban atas doa ibu. Kesehatan adalah anugerah besar dari Tuhan. Bayangkan saja seandainya ada anggota keluarga atau ibu sendiri yang sakit bagaimana rasanya?
Ibu empat puluh enam tahun ini tertegun. Pada akhirnya ibu itu hanya bisa diam dan merenungi atas kekeliruan sikapnya setelah mendengar nasihat singkat dari Romo.
Pembaca setia Unclebonn.com pada dasarnya manusia itu selalu merasa tidak puas. Dan mengharapkan lebih. Disisi lain bawaan manusia seperti ini itu sangat puas. Misalnya mengharapkan lebih hasil pembelajaran dengan cara berusaha dan rajin belajar atau di dunia kerja dengan terus meningkatkan kinerja.
Namun dari prespektif rohani jika manusia kebanyakan menuntut dari Tuhan padahal Tuhan sudah menganugerahkan kesehatan, upah kerja yang layak, prestasi yang bagus namun manusia terus merasa kurang dan lupa mensyukuri apa yang diberikan Tuhan. Itulah kelemahan kita kelemahan dasar manusia. Cara satu-satunya bagi kita adalah bersyukur dan terus berserah diri kepada Tuhan.
Cerita ini diadabtasi dari hotbah yang dibawakan seorang room saat misa hari minggudi Gereja Maria Bunda Selalu Menolong - Kambajawa, Waingapu. Cerita ini seolah menegaskan kepada kita bahwa Tuhan tahu apa yang umatnya butuh dan rencana Tuhan selalu indah pada waktunya. Jadi terus berusaha dan berserah diri.* (UBS)
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!