Sumber : TNI Angkatan Darat/facebook.com |
Apakah Dwi Cahyono merupakan nama asli orang Papua? Jika pun ada terselip beberapa kata yang tertera pada nama anak orang Papua mungkin itu karena tali perkawinan antara orang Papua dan orang Jawa. Tapi beda dengan Dwi Cahyono yang satu ini. Dia ini anak Papua asli tapi memiliki nama Jawa bahkan dia juga bisa berbahasa Jawa. Saat ini ia telah lolos seleksi prajurit Tamtama TNI AD. Bagaimana cerita tentang Dwi Cahyono? Baca kisah selanjutnya!
Dalam sidang Parade Pantukhir Calon Tamtama Prajurit Karier, salah satu calon prajurit Tamtama PK membuat Danrem Kolonel Inf Bangun Nawoko terkesan dan terkejut ada putra Papua tapi menggunakan nama Jawa. Selain itu, Dwi Cahyono yang asli putra Papua juga pandai berbicara menggunakan bahasa Jawa.
Melalui wawancara dan penyeledikan administrasi calon prajurit Tamtama bernama Dwi Cahyono ini memang benar adanya. Apa yang tertulis pada nametag-nya sama dengan dokumen administrasi. Nama Dwi Cahyono diberikan oleh orang tua angkatnya yang berasal dari suku Jawa yang selama ini hidup dan menetap di Kabupaten Mappi, Papua.
Dwi Cahyono saat bayi diasuh oleh orang tua angkatnya Sumber : TNI Angkatan Darat/facebook.com |
Dalam video yang dilansir melalui akun fanpage resmi TNI Angkatan Darat, Dwi Cahyono mengungkapkan bahwa sejak usia 3 hari dia sudah diasuh oleh pasangan Mardi Santoso dan Parinten. Dan mereka sudah menganggapnya sebagai anak sendiri. Ia dibesarkan sejak bayi kemudian disekolahkan dari SD hingga SMK oleh orang tua angkatnya itu. Dia pun hidup dengan tetangga yang juga berasal dari Jawa.
Dwi Cahyono merupakan salah satu pemuda dari suku Auyu Kabupaten Mappi (Papua) yang lulus menjadi prajurit tamtama PK TNI AD Gelombang I tahun 2020, binaan Koramil 1707-07/Keppi Kodim 1707/Merauke. Dia lulus seleksi masuk prajurit karena usaha dan kerja kerasnya sendiri.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dalam proses Pantukhir tersebut memberi kesan tersendiri bagi Danrem Kolonel Inf Bangun Nawoko selain melihat keunikan tentang Dwi Cahyono ada pesan moral dan kebangsaan yang bisa dipelajari dari pasangan Mardi Santoso dan Parinten.
Sumber : TNI Angkatan Darat/facebook.com |
“Hal yang membuat saya sangat tertarik bahkan saya harus belajar tentang kebhinekaan, tentang keberagaman dari seorang petani yang mengangkat anak ini karena dia tidak memandang suku, agama, ras dan antargolongan. Dia hanya berdasarkan pertimbangan kemanusian, rasa kasih sayang kepada sesama untuk berani mengangkat anak yatim ini dari sebuah suku asli papua.”
“Kemudian ia dididik dengan sangat baik sehingga ia menempuh Pendidikan dengan baik dari SD, SMP, hingga SMK.” ungkap Kolonel Inf Bangun Nawoko dalam tayangan video itu.
Dwi Cahyono sempat mengalami kegagalan pada penerimaan Tamtama PK Gelombang 2 sumber pedalaman tahun 2019, karena terbatasi alokasi penerimaan. Dan pada seleksi tahun 2020 ini dinyatakan lulus dan itu murni merupakan hasil kerja keras dan tekadnya untuk menjadi prajurit TNI.*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!