Ilustrasi : Diolah dari berbagai sumber |
Generasi tahun 1980 an mungkin generasi yang paling bahagia. Generasi yang bisa merasakan semua perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang pada hari ini ia masih bisa nyaman bersaing dengan generasi milenial. Yang masih bisa menikmati era digitalisasi dalam kehidupan manusia sampai akhir hayatnya. Apa yang dirasakan generasi 80-an belum tentu juga dirasakan oleh generasi milenial hari ini.
Generasi 1980 an hidup dalam masa yang tidak susah-susah amat. Walau sempat merasakan krisis moneter tahun 1998 dan era reformasi bagi bangsa Indonesia. Mungkin juga saat itu generasi era 80 an ada yang sedang menikmati sweet seventeen.
Saat itu anak desa begitu menikmati hidupnya. Desa masih dirindukan anak-anak kota. Anak kota adalah tamu istimewa bagi anak desa. Karena membawa game (permainan) baru yang bisa diajak untuk bermain bersama. Anak kota pasti bisa menikmati keindahan sawah dan ladang, menunggang kuda atau kerbau atau beramai -ramai mandi di kali.
Saat itu belum ada handphone. Tidak ada facebook, tidak ada WhatsAp, tidak ada Twitter, tidak skype dan lain sebagainya. Namun soal janji pasti selalu ditepati. Saat hari raya ruang tamu nyaris penuh karena kedatangan "rombongan anak" yang bisa saja datang bersilaturahmi berkali-kali.
Di zamannya generasi 1980 an sandal jepit pernah ngetrend dikalangan remaja saat itu. Dia dicuci berkali-kali. Dipakai untuk ke pesta, wakuncar (waktu kunjung pacar), jalan-jalan, dan ajang pamer sandal. Soal model celana mulai dari kaki botol sampe kaki terompet sudah dilalui generasi 1980 an. Celana adidas dengan berbagai model dan jenis juga menjadi trend saat itu. Baju bukannya disisip malah diikat dipinggang atau diberi tali. Caranya sih memang ndeso tapi stylish. Saat itu sih.
Soal urusan asmara PDKT-nya masih pake kurir surat. Kadang teman makan teman. Eh tau-taunya si gebetan sudah jadi milik orang. Sebelnya bukan kepalang.
Anak-anak 1980 adalah generasi memiliki banyak musim. Apalagi saat masa liburan. Ada musim kalereng, musim gambar, musim layang-layang, dsb. Permainan tradisional seperti petak umpet, lompat tali, tapal kuda, engrang, dll itu menjadi permainan yang aktraktif dan menarik. Saking melibatkan otot makanya anak 80 - an fisiknya kelihatan kekar dan kuat. Saingan sama Rambo 😁😁.
Kebiasaan pulang sekolah saking berbarengan kerap tidak tepat waktu. Orang tua sih pasti sudah punya filing. Ya pasti rame-rame ke sungai, manjat pohon buah atau nyolong kacang di kebun tetangga. Hehe, jangan ditiru ya.
Soal selera musik. Mungkin kalau lagi baper biasa dengerin lagunya Dian Pisesha, Pance Pondang, Obbie Mesakh, Rafika Duri, dll. Bacaannya Kho Ping Hoo, Wiro Sableng. Kalau mau gede bisa baca novel karangan Nick Carter, dll. Untuk kalangan anak-anak Bobo dan Sahabat Pena itu golden memories bangetz.
Generasi 1980 an adalah generasi yang segan dengan gurunya. Apalagi guru yang berkumis. Jangan heran seperti itu karena zaman itu "doktrin" diujung rotan ada emas itu sesuatu yang lumrah. Tapi masih ada benarnya.
Jadi itu temans dan rekans golden memories dari kami Generasi 1980 an.* (UBS)
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!