Ilustrasi : Pixabay.com |
Hidup adalah pilihan. Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Dan setiap pilihan membutuhkan komitmen dan perjuangan sehingga apa yang menjadi pilihan seseorang dapat terwujud.
Salah satu tokoh dunia, Nelson Mandela mengungkapkan bahwa pilihan kita mencerminkan apa yang menjadi harapan kita, “Semoga pilihanmu mencerminkan harapanmu bukan ketakutanmu.” Dan Nelson Mandela telah membuktikan dirinya bahwa dia telah memilih sesuatu yang pasti untuk bangsa dan negaranya : Afrika Selatan. Dengan jiwa besar, Nelson Mandela memaafkan musuh-musuhnya. Dengan tujuan menyatukan semua ras dan etnis sekaligus menghapus paham apartheid di Afrika Selatan.
Jika kita telah membuat pilihan maka kita telah memutuskan dan membulatkan tekad tentang apa yang akan kita lakukan di masa akan datang. Pilihan kita akan termanisfestasikan dalam setiap tindakan kita. Maksudnya ada berbagai upaya dan usaha untuk mewujudkan pilihan kita itu. Oleh karena pilihan merupakan sebuah proses maka sebaiknya suatu pilihan perlu dipersiapkan sedini mungkin. Hal ini diterapkan pada anak-anak.
Oleh sebab itu anak-anak mesti ditanya apa cita-cita mereka. Ini penting karena orang tua perlu membantu mencerahkan pilihan anak-anaknya sekaligus membantu mempersiapkan pilihan dari anak itu sendiri. Sehingga ke depan si anak sudah mengetahui gambaran tentang pilihannya secara umum sekaligus orang tua sigap mempersiapkan berbagai “sumberdaya” yang akan menopang dan mendukung pilihan dari anak itu.
Mengapa orang tua perlu mencerahkan pilihan anak-anaknya?
Yang namanya anak-anak tentu masih dalam proses bimbingan dan didikan orang tua. Cita-cita atau pilihan mereka tidak serta merta diindahkan. Harapannya sebisa mungkin orang tua menjadi guide yang baik bagi mereka. Untuk mendukung cita-cita atau pilihan anak perlu mempertimbangkan kemampuan bawaan si anak (kemampuan IQ dan EQ)-nya, norma atau standar yang berlaku di masyarakat bahkan kebutuhan zaman di masa yang akan datang. Intinya semua aspek perlu dipertimbangkan. Sehingga ketika dewasa nanti apa yang menjadi pilihannya si anak itu tepat sasaran, terwujud serta produktif.
Ada cerita menarik dari salah satu keluarga. Seorang ayah selalu menasehati anak-anaknya bahwa mereka harus sekolah. Bagi si ayah bahwa investasi terbesar bagi keluarganya adalah pendidikan. Dengan memiliki pendidikan mereka dapat merubah nasibnya kelak. Sejak kecil keluarga itu selalu memperhatikan tumbuh kembang anak-anak mereka. Anak-anak ditanya apa cita-cita mereka. Mereka diingatkan cita-cita mesti sepadan dengan kemampuan otak dan anggaran. Jika punya cita-cita tinggi maka harus punya usaha yang lebih besar. Alhasil anak-anak dari keluarga itu akhirnya hidup mandiri karena proses dan tempaan pendidikan.
Banyak kisah sukses dari orang-orang yang oleh sebuah keputusan besar akhirnya sukses dan memiliki nama besar serta terkenal. Chairul Tanjung seorang lulusan kedokteran akhirnya sukses di dunia bisnis. Jack Ma yang pada awalnya lamaran di tolak berkali-kali akhir menjadi seorang kaya dengan Alibaba-nya. Dan masih banyak lagi kisah inspirasi karena sebuah keputusan besar atau pilihan sehingga mampu mengubah hidup seseorang.
Dan pada akhirnya bahwa hidup itu merupakan sebuah pilihan. Anda mau jadi apa semua tergantung Anda, tergantung pilihan Anda. Walau ujungnya kita tetap berwarna.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!