Potret Angelo Wake Kako - IMG : Unclebonn.com/Google.com |
Lantas siapa sih Angelo Wake Kako ini?
Ia memiliki nama permandian (baptis) Angelius Wake Kako. Lahir pada 22 Januari 1990 di sebuah kampung kecil bernama Woloora, Nangaba, Kecamatan Ende, kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari pasangan keluarga sederhana yakni Aloysius Waka (81) dan Katarina Seku (71) yang masih sehat hingga hari ini.
Sejak kecil Angelo Wake Kako sudah terlihat memiliki kecerdasan. Ini terbukti dengan capaian prestasinya. Pada usia lima tahun ia masuk Sekolah Dasar (SD) dan Angelo selalu menempati posisi teratas di kelasnya di SD Katolik Woloara. Selain itu, ia juga sudah terbiasa bekerja keras sejak kecil. Angelo merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara.
Semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Maumere, kabupaten Sikka, Angelo membagi waktu sekolahnya dengan menjajakan koran (surat kabar) dengan mengambil waktu pada petang hari sepulang sekolah. Uang hasil jualan koran ditabung untuk niatnya melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas, SMA Negeri 1 Ende di Kabupaten Ende. Angelo bahkan rela bekerja lebih keras lagi sebagai kondektur angkutan kota untuk menambah pundi-pundi rupiah.
Angelo sebenarnya memiliki cita-cita menjadi perwira polisi. Ia bahkan sudah mengikuti test masuk polisi di Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Namun hasil testnya berkata lain. Ia gagal. Harapan Angelo menjadi perwira polisi pupus. Sebelum memutuskan kuliah ia mencari modal sebagai buruh.
Angelo akhirnya mengambil keputusan dengan menjadi buruh komoditi (jambu mente) di Maumere. Sepanjang pantai Utara Maumere-Ende dari Wailiti hingga Watuapi di Nagekeo. Jadi jangan heran wajah Angelo begitu familiar di kalangan para petani jambu mente. Menjadi buruh komoditi bukan pekerjaan hina bagi Angelo. Makanya ia tak pernah merasa minder dengan teman-temannya. Ia terus bekerja keras. Ia sadar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (kuliah) membutuhkan dana yang besar. Makanya ia selalu mengambil peluang untuk bekerja dan bekerja.
Jerih lelahnya setahun akhirnya dipakai untuk mengkredit satu unit sepeda motor. Angelo menangkap peluang usaha melalui jasa angkutan ojek. Seiring waktu, sambil menekuni usaha ojek, tahun 2008 Angelo melamar menjadi Mahasiswa Universitas Flores (Unflor) Ende.
Titik Awal
Sebagai mahasiswa Angelo mulai mengenal organisasi ekstra kampus. Angelo lalu memilih bergabung dengan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ende. Ia dapat membagi waktu kuliah, berorganisasi dan juga harus bekerja untuk membiayai kuliah. Selain sebagai tukang ojek diparuh waktu ia juga bekerja sebagai distributor barang-barang rohani dari Penerbit Nusa Indah Ende.
Di Universitas Flores ia mengambil jurusan Matematika. Angelo juga aktif dengan aktivitas intra maupun ekstra kampus, akhirnya dipercayakan menjabat Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Matematika, lalu Ketua Presiden Mahasiswa (Presma) dan juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unflor Ende.
Organisasi PMKRI inilah yang melambungkan nama Angelo Wake Kako baik ditingkat lokal bahkan sampai ke level nasional.
Pada tahun 2014 ia menginjakan kaki di Jakarta untuk melanjutkan studi pasca sarjana di Universitas Indonesia (UI) yang sudah lama ia idamkan. Karena masih dalam masa transisi pemerintahan dari presiden SBY ke Jokowi maka program beasiswa Kementerian Olahraga ditunda sementara. Dan pada tahun 2015 ia akhir menempuh pendidikan S2-nya di UI. Dikutib dari akun facebook miliknya, ia merampungkan studi S2 tahun 2017 dibidang Kajian Ketahanan Nasional. Dalam prosesnya Angelo juga maju dalam pemilihan Ketua PP PMKRI periode 2016-2018. Tak diragukan, ia terpilih memimpin organisasi yang berdiri sejak 1947 ini di tingkat nasional.
Sosok Angelo Wake Kako pada akhir 2016, putra Ende ini membuat geger saat ia melaporkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab ke Polda Metro Jaya Jakarta atas dugaan pelecehan agama melalui ceramah di kawasan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, 25 Desember 2016. Saat itu, nama FPI sedang melambung di udara.
Mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Presidium, Angelo terus mengukir sejarah dengan menghadirkan mahasiswa Katolik se-dunia yang tergabung dalam International Movement of Catholic Students (IMCS) melalui berbagai kegiatan sosial-kemanusiaan seperti pembangunan Mushola di Desa Manulondo, Ndona; renovasi SMK Santo Vincensius milik Keuskupan Agung Ende, di Ndona, sumbangan pipa air di Detusoko Barat dan Nita, Kabupaten Sikka, serta berbagai kegiatan sosial lainnya. Angelo sungguh menyadari pentingnya membangun dan memanfaatkan jejaring untuk perbaikan taraf kehidupan masyarakat. Baginya, berbuat untuk masyarakat tidak mesti menduduki jabatan publik, namun hal-hal kecil bisa dilakukan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki seperti dikutib dari Indonesiasatu.com (5/5/2018).
Usai lulus pascasarjana Universitas Indonesia pada 2017, Angelo kemudian mendapat pekerjaan menjadi staf ahli Oesman Sapta Odang (OSO) yang kala itu menjabat sebagai ketua DPD RI. Saat bekerja di sini pula lah jiwa Angelo yang berkeinginan menjadi wakil rakyat mulai terbentuk dan mulai terjun ke dunia politik praktis.
Dan pada tahun 2019 Angelo Wake Kako memutuskan ikut dalam Pileg untuk menjadi wakil rakyat melalui jalur independen Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Alhasil, Angelo Wake Kako berhasil meraih suara yang cukup siginifikan di Kabupaten Ende yakni sebanyak 69.085. Angelo lolos ke Senayan dengan perolehan suara sebanyak 179.190. Kini Angelo Wake Kako menjadi wakil masyarakat Ende, Flores dan NTT.
Sosoknya Angelo Wake Kako sempat viral pada saat hari pelantikan anggota DPR/DPD RI Periode 2019-2024 (01/10/2019). Karena ia membawa serta kedua orang tuanya ke senayan. Ia menampilkan sosok kedua orangtuanya dengan apa adanya. Ia tak sungkan menunjukkan dari mana ia berasal. Semoga amanah, Bung Angelo.*
Catatan : Diolah dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!