Siswa NKPI SMK Negeri 1 Pandawai TP. 2020/2021 - Gambar : Unclebonn.com |
Pembaca yang budiman. Biasanya anak NKPI (Nautika Kapal Penangkap Ikan) merupakan laki-laki berbadan tegap dengan rambut cepak. Tinggi mereka semampai. Mereka dididik dengan pendidikan semi militer. Berjalan tegap dengan dasar PBB yang kental. Dan benar ini model pendidikan dan standar anak atau peserta didik pada SMK bidang keahlian kemaritiman. Karena anak atau taruna NKPI menghadapi situasi yang keras dan kadang di luar kendali. Mereka harus berhadapan cuaca yang tidak menentu di laut. Maka sikap disiplin, berani, jujur dan tegas adalah pegangan mereka. Dan inilah yang perlu dipahami oleh sekolah-sekolah yang memiliki bidang keahlian kemaritiman.
Hasil tangkapan 17 Oktober 2020 - Foto : Marlyn Nara |
Bukan soal melawan kodrat ini perjuangan. Ini ambisi para siswa untuk menuaikan tugas akhir merek sebagai siswa SMK.
Jangan pernah remehkan mereka. Memang secara fisik mereka kalah sama kaum pria atau siswa pada umumnya. Namun soal "spirit fighting" mereka bahkan ada yang lebih kuat, lebih tekun dan lebih ulet ketimbang kaum pria. Mereka kerap berada sendiri di atas kapal tanpa ada teman (siswa) yang mendampingi mereka. Kadang harus gengsi-gengsian dengan kelompok lain soal kemampuan adaptasi di atas kapal. Bahkan juga soal hasil tangkapan yang diperoleh secara harian. Jika ada kelompok yang nihil hasil maka bersiaplah diledekin kelompok lain. Atau ada teman kelompok mereka yang pria masih mabuk laut setelah beberapa minggu melaksanakan praktek laut. Maka bersiaplah : akan menjadi bahan candaan teman (siswi)-nya.
Baca Artikel Terkait : My Prakerin By Agnes Manno
Soal keterampilan dasar-dasar menjuarai bahkan sampai pembuatan alat tangkap yang paling sederhana, gillnet misalnya kaum perempuan (peserta didik) akan lebih telaten dan hasilnya lebih rapih.
Terlibat Aktif - Foto: Marlyn Nara |
SMK Negeri 1 Pandawai bisa membuktikan itu. Namun diperlukan manajemen yang baik. Dia tidak semudah membalikkan telapak tangan. NKPI dengan perempuannya membutuhkan pertimbangan kontekstualnya karena high risk*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!