Ilustrasi - Sumber ; Pixabay.com
Pada dasarnya manusia ingin dihargai dan dipuji. Papatah klasik
bilang, “Jika kamu ingin dihargai maka lakukan hal yang sama pada orang lain.” Pujian
sebagai bentuk apresiasi itu positif bahkan banget. Namun pujian itu berupa
sanjungan ibarat pedang bermata dua. Selain ada sisi manfaatnya ada pula sisi
mudharatnya-melukai bahkan membunuh dirinya sendiri. Lantas kenapa pujian itu berdampak negatif untuk
diri sendiri? Karena pemilik pujian lupa diri. Setelah mendapatkan sanjungan dia
mulai sombong dan egois.
Penghargaan lebih objektif. Tulus dan punya value dan itikad baik
disana. Sebaliknya yang namanya sanjungan bisa saja bermotif egois, tidak tulus
dan ada udang dibalik batu – ada maksud tertentu yang tersembunyi dibalik
sanjungan itu sendiri. Sanjungan kerap
berujung pada sikap paksaan bahkan intimidatif dalam konteks tertentu. Oleh karena
itu dalam kondisi ini kembali pada papatah bijak, “Yang manis jangan cepat
ditelan yang pahit jangan mudah dibuang.” Makanya, “mikir!” jika mau pakai jargonnya
Cak Lontong.
Puncak dari perjalanan iman seseorang adalah cinta kasih. Puncak dari
kepemimpinan adalah kebajikan dan capaian tertinggi dari para abdi negara adalah sikap professional. Jika
ini dijunjung tinggi maka dunia tanpa perang, manusia tanpa kemiskinan ada keadilan
tanpa dedominasi. Namun hukum alam berlaku. Ada siang, ada malam. Ada kebaikan,
ada kejahatan. Ada cinta, ada bencinya, dan lain sebagainya. Tuhan mengajarkan
kepada kita supaya dapat mengelola diri dan dunia dengan cipta, rasa dan karsa
yang telah dianugerahkan kepada manusia. Agar manusia mampu memilah mana yang
baik dan mana yang jahat. Mana yang benar dan mana yang salah.
Mungkin saja Tuhan tak ini bumi ini diisi sepenuhnya oleh ras peri
atau malaikat. Bumi perlu diisi oleh keberagaman. Tidak ada agama tunggal. Tidak
ada ras unggul. Dan tidak ada seorang pun menjadi manusia super. Semuanya direncanakan
untuk saling melengkapi.
Diakhir dari tulisan ini ada beberapa cerita menarik yang bisa menjadi
perenungkan kita. Tentang kelahiran Yesus
Kristus (Nabi Isa As). Tentang kelahirannya akhirnya didengar oleh raja Herodes. Yesus yang lahir
kelak dianggap akan merampas kekuasaan darinya. Raja Herodes yang Agung adalah
boneka kerajaan Romawi. Karena takut kehilangan kekuasaan berdasarkan nats
dalam Injil akhirnya Herodes melakukan pembunuhan anak-anak di Kota Betlehem.
Apakah Anda pernah nonton Snow White – Putri Salju?
Disuatu kerajaan ada seorang putri yang cantiknya luar biasa, memiliki
kulit seputih salju dan bibir semerah darah. Dia tumbuh menjadi gadis yang
cantik, periang dan baik hati. Ketika Snow White remaja, sang Ibunda meninggal
karena sakit. Ayah yang terlalu sedih akibat kehilangan Ratupun tidak lama
menyusul kepergiannya ibunya.
Meninggalnya Ratu dan Raja membuat Kerajaan diambil alih oleh Ibu Tiri
(Istri kedua Raja), Ibu tiri ini meruapak seorang penyihir jahat.
Ibu tiri memiliki cermin ajaib yang bisa bicara. Si penyihir ini
selalu bertanya kepada cermin itu untuk mengetahui siapa manusia di kerajaannya
yang paling cantik? Selama ini memang penyihir itu yang paling cantik. Namun setelah
Snow White remaja cermin itu mengakui kalau Snow White yang paling cantik. Ratu pun
murka dan meminta agar Snow White diracuni. Melalui perentaraan kakek tua Snow White
akhirnya diracuni melalui buah apel yang ikan dapatkan dari si kakek itu. Untuk Snow White ditolong oleh 7 orang
kurcaci. Bukan saja itu dia akhirnya ditolong oleh pangeran yang tampan yang dalam cerita tersebut menjadi cinta sejatinya.
Pada akhirnya bahwa amarah yang dipendam, kekecewaan, sikap serakah akan
berubah menjadi kebencian. Sikap benci yang akut akan membuat orang kalap dan
jadi tukang fitnah. Ujungnya dia akan menjadi pribadi beringas dan jahat. Cara hidup yang benar adalah penuhi dengan rasa syukur.*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!