Wan Ping (cgtn/Facebook.com) |
Ajang Piala Dunia FIFA 1994 di Amerika Serikat merupakan kali pertama saya menonton pertandingan sepak bola secara langsung melalui layar televisi sekaligus pertama kali pula saya menonton sang idola saya, Diego Armando Maradona (Maradona). Itu memorable sangat. Kebetulan pertandingan sepak bola saat itu dilaksanakan pas musim libur panjang (17 Juni - 17 Juli 1994). Jadi susah untuk melewatkan pertandingan begitu saja apalagi pertandingan yang dilakoni kesebelasan Argentina. Kecuali tivi dimatikan oleh si pemilik rumah, baru terlewatkan.
Awalnya,sosok Maradona sendiri saya dengar dari cerita teman, dari cerita kakak-kakak dan dari cerita beberapa orang tua yang memang maniak bola.
FIFA Usir Maradona dari Piala Dunia 1994 Karena Kasus Doping, Bekin Saya Nangis
Saat masih tinggal di kampung, rumah kami yang berdinding dari batang bambu cincang selalu dilapisi (ditempel) koran. Biasanya artis atau atlit sepak bola kenamaan akan menjadi cover utama pada dinding ruang tamu atau kamar tidur. Sudah pasti saya akan membaca sosok-sosok pemain bola yang terkenal seperti Garry Lineker, Maradona, Claudio Canigia, Batistuta, dan lain-lain.
Baca Juga : Messi Racun Bagi Barcelona!
Di tahun 1994, kebetulan juga tempat dimana saya tinggal sudah berlangganan koran Kompas. Jadi kolom olahraga pasti dibabat habis. Malah saya pernah mengklipingkan pemain-pemain sepak bola beserta profil diri mereka.
Jadi pengenalan terhadap sosok-sosok pemain sepak bola melalui aktivitas literasi. Seperti sudah saya tulis di atas bahwa memang pada saat itu layar kaca (televisi) belum ada di kampung kami.
Saat tinggal di Kota Kefamenanu lah tivi sudah menjadi bagian dari pengalaman hidup. Dari acara hiburan anak-anak sampai hiburan orang dewasa pasti akan dinikmati.
Sanksi Doping
Sang legendaris Diego Maradona pada perhelatan akbar sepak bola sejagat pada tahun 1994 melalui serangkaian tes doping akhirnya dinyatakan positif doping. Tanpa ampun ia diusir dari ajang FIFA WORLD CUP 1994 saat itu.
Dua pertandingan awal penyisihan grup ia masih sempat membela Tim Tango julukan Timnas Argentina. Pada pertandingan perdana penyisihan grup Argentina berhasil membantai Yunani dengan skor telak 4 : 0. Disini Maradona berhasil melesakkan satu gol. Sementara tiga gol lainnya dibukukan oleh Gabriel Omar Batistuta. Pada pertandingan kedua Argentina berhasil menang atas Nigeria dengan skor tipis 2 : 1. Pada pertandingan kali ini walaupun nama Maradona tidak terdaftar pada papan skor namun ia berhasil menyumbang satu asist.
Setelah pertandingan ini FIFA meminta Maradona melakukan test doping. Ia dinyatakan positif doping karena terbukti mengonsumsi efedrin, salah satu obat yang dilarang FIFA. Efedrin merupakan obat untuk menanggulangi masalah pernapasan sekaligus meningkatkan performa. Selain itu, efedrin juga diyakini dapat membantu menurunkan berat badan yang saat itu dialami Maradona.
Saat setelah Maradona tidak memperkuat skuad Timnas Argentina pada pertandingan ketiga penyisihan grup Argentina dikalahkan Bulgaria dengan skor 2 : 0. Walaupun kalah Argentina berhak lolos ke babak 16 besar.
Kekalahan atas Bulgaria ini membuat saya baper dan menangis sesenggukan di kamar. Rasanya kehilangan Maradona menjadi penyebab kekalahan Argentina dari Bulgaria. Padahal ingin rasanya saya harus menonton Timnas Argentina bersama Maradona bisa sampai ke pertandingan puncak Piala Dunia 1994. Namun Maradona yang mulai tersandung kasus doping tahun 1991 kembali berulah di tahun 1994. Dan dampaknya Timnas Argentina keok dan ia diskor selama 15 bulan.
Langkah Argentina terhenti sampai di babak 16 besar karena mereka harus mengakui keunggulan Timnas Rumania. Rumania menang 2 : 0 atas Argentina.
Baca Juga : Lionel Messi Contoh Pemain Sepak Bola Yang Family Man
Karir dan kehidupan Maradona hancur karena penyalahgunaan Narkotika. Ia akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada usia 60 tahun (25 November 2020) karena menderita gagal jantung.
Kematiannya tidak mampu menghapus kebesaran Maradona di dunia sepak bola. Ia legenda sepak bola Argentina dan dunia. Ia memiliki skill mumpuni dan dengan kemampuan bermain sepak bola yang komplit namun dia pemain sepak bola yang "tercela."
Selamat jalan dewa sepak bola dunia, Diego Armando MARADONA. Dunia terhibur dan bangga telah memiliki dirimu.*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!