Sobat apakah kita selalu merasa hidup kita selalu kurang dari orang lain dan kerap melihat orang lain selalu lebih baik dari kita? Jika itu sebagai bahan koreksi dan refleksi diri maka itu fine-fine saja. Namun jika itu menjadi kebiasaan hidup bahkan menjadi bahan pergunjingan maka sedikit waktu lagi kita akan menjadi tukang iri dan tukang fitnah. Tukang (sirik) iri maupun tukang fitnah hidupnya itu penuh kebencian. Kebencian itu teman dekatnya kejahatan.
Mengapa ada suanggi (tukang nyantet) itu? Lantas apa alasan dia menyantet orang lain? Ya itu tadi. Dia tak mau ada orang yang lebih baik dari dirinya. Dia yang selalu merasa kurang dan kurang. Dia yang selalu merasa tidak nyaman dengan kebahagiaan orang lain. Padahal semua orang diciptakan sama oleh yang Maha Kuasa (cipta, rasa dan karsa) namun pada praktik kehidupan berbeda. Perbedaan itu justru menuntut manusia untuk saling melengkapi bukan saling meniadakan. Bukan membenci orang lain.
Salah satu tokoh dunia, Nelson Mandela mengatakan orang yang membenci itu ibarat dia yang meminum racun setiap hari tapi mengharapkan orang lain yang mati.
Rejeki Tidak Pernah Tertukar
Setiap orang memiliki rezeki masing-masing. Dalam pandangan agama tertentu bahwa rezeki tidak pernah tertukar. Jika rezeki itu bersumber dari Allah, itu tak akan terukur kelimpahannya. Namun jika rezeki dalam perspektif materi akan mengadung makna yang sempat.
Baca Juga : Cerita Romo tentang Seorang Ibu Empat Puluh Enam Tahun
Sebagian orang hanya memahami dan melihat bahwa rezeki hanya sebatas harta kekayaan. Banyak di antara kita mengira rezeki yang diberikan Allah hanya berupa uang, emas, tanah, dan berbagai jenis kekayaan lainnya. Mereka yang kelimpahan rezeki adalah mereka yang punya mobil dan rumah mewah. Itu sempit amat pemaknaannya.
Pada akhirnya tidak sedikit pula orang yang merasa tertipu dengan kenikmatan duniawi sehingga mereka lupa untuk bersyukur ketika mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Jika seseorang itu memiliki harta berlimpah itu bonus dari Allah, Tuhan sang pencipta.
Tahukah Anda tanpa disadari rezeki itu bukan hanya sekedar harta kekayaan saja. Rezeki dari Allah tak terukur dan maha luas. Bahkan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh manusia juga disebut sebagai rezeki. Misalnya ilmu pengetahuan, kesehatan yang baik, prestasi kerja, umur panjang, memiliki teman yang baik, pasangan hidup yang setia, keturunan, perlindungan, makanan yang cukup itu merupakan rejeki atau berkat yang diberikan Tuhan kepada kita.
Tuhan akan memberikan kelimpahan kepada manusia yang selalu bersyukur dan sabar. Kepada manusia yang selalu menghargai proses bukan seseorang yang pengen yang instan. Mudah jadi dan sekali jadi. Mie instan saja untuk makan butuh proses. Karena makan mentah mie instan kurang baik untuk kesehatan manusia.
Baca Juga : Upah Sebuah Kebaikan
Proses tak pernah mengingkari hasil. Untuk memaksimalkan hasil seseorang perlu menyelami dirinya sendiri. Maksudnya mengenali dirinya: mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Selalu Bersyukur dan Jangan Lupa untuk Bahagia
Dikutib dari Liputan6.com, bersyukur merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk berterima kasih atas segala limpahan nikmat yang telah Tuhan berikan.
Sehingga dapat kita katakan bahwa rasa syukur merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Tuhan yang memberikan rezeki atau berkat kepada umatnya. Tanpa rasa syukur sulit bagi seseorang untuk merasa bahagia. Seseorang yang lupa bersyukur dia akan selalu merasa kurang dan kurang. Hidup diliputi keluhan. Dan harus diakui juga inilah yang terjadi dalam hidup saya, mungkin Anda, mungkin juga kita semua.
Bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah mestinya nampak dalam sikap kita. Sehingga sebelum mata hari terbit dan sebelum terlelap dalam pelukan malam seyogyanya kita perlu menyiapkan waktu teduh untuk bersyukur.
Orang yang senantiasa bersyukur dia akan merasa bahagia. Lantas dari mana datangnya rasa bahagia itu? Dari hasrat diri yang selalu bersyukur. Jadi jangan lupa untuk bahagia! God bless.*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!