Presiden Joko Widodo (Foto:KataKita/Facebook.com) |
Rambut kepalanya sudah mulai menipis, kulit wajahnya mulai tampak guratan, walaupun kantong matanya tak sebesar mantan Presiden RI ke-6, Pak SBY dari tatapan matanya yang terekam kamera sudah bisa ditebak bahwa tugas Pak Jokowi sebagai presiden dan kepala negara sangat berat. Ia harus menghadapi berbagai persoalan bangsa. Salah satunya wabah Covid-19. Di tengah pandemik Covid-19, Ibunya kembali kepangkuan ilahi. Saat itu ia harus melewati kesedihan begitu saja.
Tetap Teguh Pak Jokowi
Wabah Covid-19 telah membawa bangsa ini ke jurang resesi. Untungnya bangsa Indonesia secara fundamental ekonominya baik sehingga tidak ada gejolak harga yang membumbung tinggi.
Dalam menghadapi resesi ekonomi Presiden Joko Widodo harus berhadapan dengan kelompok-kelompok "garis keras" yang mencoba ingin menciptakan kekacauan ditengah kondisi bangsa Indonesia yang sedang menghadapi gejolak ekonomi, masalah kebangsaan dan luar negeri. Padahal kita mesti menciptakan iklim investasi yang kondusif. Biar laju ekonomi kita senantiasa terjaga. Kalaupun ada itu masih bisa dikendalikan dengan baik. Puji Tuhan perlahan ekonomi kita mulai kembali ke kondisi awal.
Jika dihitung sejak tahun 2005 kala Pak Joko Widodo dipilih pertama kali sebagai Wali Kota Solo (2005-2010, 2010-2012), Gubernur DKI Jakarta (2012-2014), dan Presiden RI (2014-2019, 2019-2024) kurang lebih 15 tahun Jokowi sebagai pemimpin rakyat baik sebagai kepala daerah maupun sebagai kepala negara. Menjadi pemimpin tertinggi di level daerah sampai menjadi pemimpin negara bukan perkara mudah. Dibutuhkan seni kepemimpinan yang tepat sesuai kebutuhan zaman hari ini.
Bangsa Indonesia tidak menganut gaya kepemimpinan yang absolut, gaya kepemimpinan yang otoriter maupun liberalisme sehingga memerintah dengan tangan besi atau rakyatnya bebas bersuara tanpa koridor. Demokrasi kita adalah demokrasi Pancasila. Demokrasi yang sesuai nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Namun fakta dilapangan sebagian anak bangsa kerap bertindak vandalis dan anarkistis atas nama demokrasi. Akhirnya pemerintah harus sabar dan kompromis menghadapi aksi-aksi massa. Pemerintah berusaha menghindari tindakan represif. Karena yang dihadapi bukan musuh melainkan sesama anak bangsa.
Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan Jokowi kerap menjadi sasaran kritikan bahkan hinaan. Namun Presiden Joko Widodo selalu membuka diri menerima saran dan kritik. Saran dan kritik itu sebagai suplemen yang bermanfaat untuk kepemimpinannya. Sehingga ia terus bekerja dan bekerja untuk rakyatnya.
Sisa masa kepemimpinan Joko Widodo masih empat tahun lagi. Masih banyak kesempatan untuk membangun negeri, membangun tol laut, membangun tol langit, membangun ekonomi kerakyatan (keumatan) secara merata dan adil. Membangun manusia yang sehat, terdidik dan cerdas. Manusia yang religius dan nasionalis. Disiplin dan bertanggung jawab.
Pak Jokowi berusaha keras membuka lapangan kerja seluas luasnya untuk generasi muda Indonesia. Dengan pembangunan infrastruktur secara masif. Ada beragam kebijakan yang membuka akses bagi masyarakat untuk mendapatkan modal wirausaha.
Jokowi merupakan presiden Indonesia diwaktu yang tepat di era digitalisasi dewasa ini. Dimana merebaknya aplikasi jejaringan sosial media (social networking) dimana user-nya bebas berekspresi. Menyampaikan pendapatnya. Kerap bully-an dan fitnah menghujam Jokowi dan keluarganya. Jika dia seorang pemarah dia akan menggunakan alat negara untuk membalas perilaku netizen yang berlebihan itu. Ia cenderung menggunakan hatinya, menggunakan nilai-nilai agama yang ia anut. Ia wong Solo asli. Mengunakan keadaban Solo yang halus.
Problem kebangsaan ini membutuhkan pemikiran besar dan kerja besar untuk mengurai berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Ia membutuhkan orang-orang hebat disekitarnya. Ia membutuhkan kesolidan TNI dan Polri. Ia juga membutuhkan kekuatan masyarakat sipil. Integrasi kekuatan ini harus membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, bangsa yang bermartabat, bangsa yang berdaulat sehingga menjadi bangsa yang dihormati di dunia ini.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya. Bangsa yang menghormati pemimpinnya. Bukan sebaliknya.
Baca Juga: Nama Presiden Joko Widodo Diabadikan Sebagai Nama Jalan Di Uni Emirat Arab
Kekuatan dan kebangkitan Indonesia adalah bersatunya anak bangsa. Kebangkitan dimulai pada anak bangsa yang gemar belajar dan mau berkarya sekaligus mau mendedikasikan karyawannya untuk sesama anak bangsa. Agama yang mulai sebagai jalan kita mengenal dan mengimani Tuhan yang kita sembah jangan menjadi sentimen perpecahan. Karena puncak dari ajaran agama adalah cinta kasih.
Kebencian dan syahwat hanya akan melahirkan kehancuran dan malapetaka.
Perbedaan latar belakang, suku, agama, etnis dan ras tidak menjadi alasan dijadikan sebagai alat permusuhan. "Dia yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudara dalam kemanusiaan" -Imam Ali bin Abi Thalib.
Tetap teguh Pak Presiden Joko Widodo. Walau beban negera begitu berat dipundakmu. Terus berusaha dan lakukan yang terbaik dengan segenap jiwa dan raga untuk Indonesia hebat - Indonesia maju. Kami tahu presiden juga manusia biasa yang memiliki batas-batas manusiawi. Semoga Tuhan memberi kesehatan dan kebijaksanaan kepadamu, Pak Presiden.* Amin.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!