Ini Desember kedua puluh. Desember yang selalu dikenang karena cerita tak pernah berkesudahan. Ada canda, ada kebahagian ada ukiran sejarah yang melibatkan air mata dan keringat. Semua bercampur baur. Indah untuk selalu dikenang walau ogah untuk diulangi seluruh rangkaian perjuangan itu.
Dia baik. Dia sabar dan ikhlas. Bukan hanya itu perempuan ini seorang pekerja keras. Membesarkan anak-anaknya dengan kasih sayang dan penuh tanggung jawab. Bunda Maria namanya. Seorang wanita tua yang saat ini guratan-guratan kulit sudah menghiasi wajahnya. Namun begitu ia masih semangat. Mestinya ia sekarang sudah harus duduk manis.
Desember ini tahun kedua puluh bunda Maria kehilangan suaminya. Namun berkat kerja kerasnya ia kini memiliki anak-anak yang sudah sukses. Anak pertama lulusan IPDN, anak kedua seorang dokter dan seorang perempuan lagi sudah bekerja di BUMN dan si bungsu sudah menjadi anggota polisi aktif. Ia memiliki empat orang anak. Tiga putri dan seorang bungsu bernama Rinjani.
Pasca kepergian suaminya ia bekerja serabutan. Jadi pembantu rumah tangga, buruh cuci, menjual hasil pertanian dan masih banyak lagi. Bagi bunda Maria yang penting menghasilkan uang dan halal. Beruntung anak-anak bunda Maria dianugerahi kecerdasan yang mumpuni. Sehingga selama masa pendidikan mereka selalu meraih juara kelas dan disaat menjadi mahasiswa mereka semua rata-rata mendapatkan beasiswa.
Bunda Maria menikah dengan suaminya saat masih berusia 25 tahun. Dengan suaminya usia mereka terpaut lima tahun. Suaminya lebih tua. Perkenalan mereka kemudian menikah dan membangun keluarga sampai kepergian suaminya kala mereka masih menjadi tenaga kerja di Malaysia. Setelah menikah mereka kembali ke kota asal suaminya. Si bungsu diberi nama Rinjani karena bunda Maria dan suaminya pernah bertetangga baik dengan saudara dari Lombok. Si tetangga selalu bilang bila kelak Maria memiliki anak laki-laki maka berilah dia nama Rinjani. Entah apa maksudnya tidak ada yang tahu.
Baca Juga : Natal Sebentar Lagi, Yuk Simak 11 Fakta Menarik Seputar Natal!
Dan kini bunda Maria sudah genap berusia 60 tahun. Usia yang sudah uzur bagi seorang manusia. Namun ia masih beraktivitas di rumahnya.
Di kampung kami, seorang yang bernama Maria jika sudah bersuami dan memiliki anak kerap disapa bunda. Sebagian lagi memanggil dengan sapaan mama bunda. Tergantung nyaman atau tidak dari sudut pandang orang itu.
Bunda Maria dikenal baik di kampung kami. Walaupun ia janda ia selalu terlibat dalam berbagai kegiatan atau hajatan keluarga. Makanya tetangga dan warga sekitar menaruh rasa hormat dan peduli dengan kondisi bunda Maria. Ia bukan seorang yang suka mengeluh. Setiap kesulitan hidup ia bawa dalam doa. Menurut Eva anak sulung bunda Maria, mamanya selalu berdoa dan melakukan novena kepada Bunda Maria.
"Mama selalu berdoa pada malam sebelum tidur dan sebelum beraktivitas pada pagi hari. Dulu selama proses test masuk IPDN mama bunda selalu novena buat aku," ungkap Eva membagikan pengalaman ibunya.
Di Kampung ia hidup dengan cucu pertama. Memang si cucu sengaja disuruh tinggal oleh Eva. Si cucu, Lovely merupakan anak pertama Eva. Ketiga anaknya sudah menikah kecuali si bungsu Rinjani yang berstatus sebagai anggota Polri.
Desember adalah hari pernikahan bunda Maria dan suaminya. Desember juga merupakan bulan dimana suaminya meninggal. Dua anaknya yang pertama dan anak keempat juga lahir di bulan Desember walau tanggal lahirnya mereka berbeda. Makanya bulan Desember hari yang begitu berkesan bagi bunda Maria dan keempat anaknya. Bulan penuh haru dan harapan. Bulan penuh suka cita dan kesayangan.
Pada bulan Desember keempat anak mama bunda selalu merayakan natal bersama di kampung halaman. Terlebih si sulung Eva. Dialah yang tahu persis bagaimana perjuangan ibunya. Ibunya sangat sayang dengan si sulung Eva. Eva-lah yang membuka jalan bagi adik-adiknya untuk kuliah setelah ia lulus STPDN (IPDN) dan langsung ditempatkan sebagai PNS di Sekretariat Daerah di daerah asalnya.
Sebagai putri pertama keluarga, Eva sangat disegani oleh adik-adiknya dan segenap anggota keluarga rapat. Evelyn memang seorang dokter namun ia bekerja di Jakarta. Jadi, jika bersama keluarga Evelyn kebanyakan diam. Memang si Evelyn ini orangnya kalam. Si Theresa yang bekerja di BUMN. Menurut bunda Maria, Theresa anak yang paling rajin. Kalau si Rinjani disiplin dan keras kemauan. Saat pendidikan Caba SPN Kupang di Polda Nusa Tenggara Timur ia menjadi danthon (komandan plathon) untuk rekan-rekannya.
Kini bunda Maria menikmati masa tuanya dengan mengisi waktu dengan berbagai aktivitas ringan di pekarangan rumahnya. Menanam sayur-sayuran. Memelihara itik dan ayam. Rumah keluarga bunda Maria sangat berbeda dengan keluarga lainnya. Sangat moderen dan merupakan hasil patungan keluarga.
Kerap kak Eva selalu menggoda adiknya kalau rumah yang ditempati ibunya akan menjadi milik Rinjani. Namun Rinjani selalu bilang rumah itu milik mereka bersama.
"Rumah ini milik anak dan cucu kita kelak. Milik cucu-cucu mama bunda hingga kesudahan tiba. Rumah persatuan dan rumah kerukunan. Rumah sejarah perjuangan kita," tegas Rinjani kembali*
Selamat menyambut hari kelahiran Yesus Kristus, 25 Desember 2020. Tuhan memberkati.
Cerita menarik pak Bon😘
ReplyDeleteTerima kasih
Delete