"Ibuku amat baik. Dia menyayangiku sejak aku bayi hingga hari ini," kata Nani kepada teman-teman sekelasnya. Nani saat ini duduk di kelas VIII A SMP Negeri 1 Kota Baru. Ia anak yang ceria. Juga termasuk kelompok anak yang cerdas. Makanya ia duduk di kelas VIII A.
Mendengar pengakuan Nani. Sebagian siswa ada yang hura dan sebagian lagi mencibir Nani.
"Huu...Huu….," hura mereka.
"Dasar anak pelacur…." Sergah seorang siswa laki-laki dari kerumunan siswa kelas itu.
Mendengar hinaan itu Nani amat marah. Ia tersinggung dan langsung menuju sumber suara itu. Dia menangis. Dan menangis. Rasanya ia mau melabrak siswa-siswa itu. Namun apalah daya. Dia tak sanggup.
Saat ia ke kerumunan segerombolan anak laki-laki itu malah mereka semakin menjadi-jadi menghina dirinya. Tak kuasa menahan hinaan itu segera Nani keluar dan berlari menuju ke rumah neneknya.
Baca Juga : Devania Kusayang
Neneknya terkejut melihat isak tangis Nani. Tak ada satu katapun keluar dari mulut Nani. Ia segera menuju kamar tidur dan langsung mengurung dirinya. Nani sangat sedih dan sakit hati mendapatkan perlakuan sehina itu.
"Nani….Nani…." panggil oma Yati
"Ada apa Nak? Kasi tahu oma!" Pinta oma Yati lagi.
Tak ada tanggapan sama sekali dari Nani. Mendapati keadaan demikian oma Yati membiarkan Nani sendiri di kamar itu.
Nani dan ibunya tinggal bersama oma Yati. Sampai hari ini Nani tak mengetahui siapa ayahnya. Jika dia bertanya kepada ibunya sudah pasti ibunya akan bilang ayahnya sudah meninggal. Jika ditanya selalu bilangnya begitu. Padahal dia lahir karena MBA (Married by Accident).
Selama ini sehari-hari Nani selalu ditemani oma Yati. Ibunya seminggu sekali atau beberapa bulan baru bersama Nani. Soal pekerjaan ibunya yang Nani tahu bahwa ibunya seorang sales marketing suatu perusahaan. Nani selalu mengagumi ibunya yang memiliki paras cantik. Ibunya selalu menjadi ibu yang baik kala bersama mereka di rumah. Nani diajak jalan-jalan atau bahkan pergi ke luar kota.
Jika ada waktu, hasil belajar Nani akan dicek oleh ibunya. Ibu selalu memuji Nani dengan kata-kata pujian. Nani kerap dinasehati ibunya agar selalu belajar dan berdoa. Ibu Nani sering bilang ke Nani jika setelah menamatkan SMA ibunya akan membiayai kuliah.
Suatu hari ibunya pernah berkata kepada Nani bahwa ia sudah mengasuransikan biaya pendidikan Nani sampai perguruan tinggi. Nani mangga dengan perjuangan ibunya.
"Nani, jika suatu saat kamu selesai kuliah ibu ingin selalu bersama dirimu. Ibu udah bosan jadi sales marketing! Dan mau jadi petani saja dan tinggal di kampung ini bersama oma."
"Janji ya ma. Nani kangen mama walau disini oma selalu peduli sama Nani," ungkap Nani sambil memeluk ibundanya.
Nani tidak tahu persis apa pekerjaan sesungguhnya dari ibundanya. Ternyata ibunya seorang wanita panggilan. Dan itu sudah menjadi rahasia umum warga di lingkungan mereka. Sebagai anak dia tak menaruh curiga sama sekali pada ibunya. Karena bagi Nani ibunya sangat baik dan perhatian pada dirinya seperti ibu-ibu lain.
Setelah peristiwa itu Nani mulai penasaran sama ibu. Ia terus menangis di kamarnya. Ingatan Nani pada kejadian di sekolahnya masih membekas. Itu seperti hantu. Sangat horor bagi anak seusia Nani.
Baca Juga : Sejoli di Bukit Savana
Ini peristiwa sudah sembilan tahun lalu. Masa-masa sulit dari seorang wanita muda. Ia sudah bekerja kini. Sudah menyelesaikan studi sarjananya. Bekerja di salah satu perusahaan.
Setelah melakukan "investigasi" kecil-kecilan Nani akhirnya tahu apa pekerjaan ibunya. Ia malu. Ia kecewa pada ibunya. Nyaris saat itu Nani ingin mengakhiri hidupnya. Namun karena nasihat oma Yati, Nani pun menerimanya.
Setelah menamatkan SMP, Nani memilih masuk asrama susteran Katolik. Ia meninggalkan kota asalnya. Dan menyelesaikan SMA dan melanjutkan studi sarjana.
Ibu Nani meminta maaf kepada Nani. Ia hanya meminta agar Nani menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi. Boleh benci pada ibunya tapi satu permintaan ibunda Nani jangan berhenti untuk sekolah dan mencari kehidupan yang lebih baik dan terhormat.
Kasih ibu sepanjang masa kasih anak sepanjang galah. Seorang ibu tentu memiliki naluri kasih sayang pada anaknya. Apapun bisa ia lakukan demi nasib dan kehidupan anaknya. Ya seperti kisah Nani tadi. Boleh saja Nani membenci ibunya namun ibunya selalu berusaha yang terbaik buat Nani. Dia tak mau Nani bernasib sama seperti dirinya.* Happy Mother's Day.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!