BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sitem saraf merupakan system yang memiliki sel-sel khusus yang disebut neuron dimana neuron tersebut yang bertindak sebagai pengatur bagian tubuh yang menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan serta memberikan respon terhadap rangsangan tersebut.
Dan pengaturan dalam menerima rangsangan tersebut dilakukan oleh alat indera. Sel saraf pusat mengolah dan meneruskan rangsangan lalu system saraf dan alat indera merespon setiap rangsangan yang datang.
Sistem indera merupakan sistem yang sangat berperan penting pada tubuh. Manusia memiliki 5 macam indera yaitu indera penglihatan (mata), indera pengecap (lidah), indera pendengar (telinga), indera pembau (hidung) dan indera peraba (kulit).
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian sistem saraf ?
2. Apa fungsi sistem saraf?
3. Jelaskan apa saja yang menjadi bagian-bagian dari sel saraf?
4. Bagaimana klasifikasi dari neuron?
5. Apa pengertian sistem indera ?
6. Jelaskan masing-masing sistem indera ?
Baca Juga : Materi Daerah Penangkap Ikan Kelas X Kompetensi Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
1.2 Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan tentang pengertian sistem saraf;
2. Untuk mendeskripsikan fungsi dari system saraf;
3. Untuk mendeskripsikan apa saja yang menjadi bagian-bagian dari sel saraf;
4. Untuk mendeskripsikan klasifikasi dari neuron;
5. Untuk mendeskripsikan tentang pengertian sistem indera;
6. Untuk mendeskripsikan macam-macam sistem indera.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem yang memiliki sel-sel khusus yang disebut neuron dimana neuron tersebut yang bertindak sebagai pengatur bagian tubuh yang menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan serta memberikan respon terhadap rangsangan tersebut. Dan pengaturan dalam menerima rangsangan tersebut dilakukan oleh alat indera. Sel saraf pusat mengolah dan meneruskan rangsangan lalu system saraf dan alat indera merespon setiap rangsangan yang datang.
2.2 Fungsi sistem saraf
Sebagai sistem koordinasi, sistem saraf mempunyai fungsi:
- Pengendalian kerja alat-alat tubuh agar bekerja serasi.
- Alat komunikasi antara tubuh dengan lingkungan di luar tubuh, yang dilakukan oleh ujung saraf pada indra, dan lingkungan dalam tubuh.
- Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka sistem saraf tersusun oleh berbagai organ, jaringan dan juga komponen terkecil yaitu sel.
Alat tubuh yang berfungsi sebagai reseptor rangsangan adalah indera. Indera adalah bagian tubuh yang memiliki ujung saraf sensori yang peka terhadap rangsangan tertentu. Saraf sensori akan meneruskan rangsang ke saraf pusat. Dari saraf pusat, tanggapan akan disampaikan ke efektor melalui saraf motor. Efektor adalah jaringan yang bereaksi terhadap rangsangan, misalnya otak dan kelenjar. Reaksi atau tanggapan oleh efektor dapat berupa gerakan, ucapan, dan sekresi kelenjar.
Rangsangan adalah perubahan lingkungan yang dapat diterima oleh reseptor. Menurut asalnya rangsangan dibedakan menjadi dua, yaitu rangsangan dari luar tubuh misalnya: suara, cahaya, bau, panas, dan tekanan, serta rangsangan dari dalam tubuh, misal: lapar, haus, dan nyeri. Menurut jenisnya rangsangan dibedakan menjadi rangsangan mekanis, kimiawi, dan fisis. Rangsangan mekanis misalnya sentuhan dan tekanan. Rangsangan kimiawi misalnya: rasa manis, pahit, asam, dan bau. Rangsangan fisis misalnya: suhu, listrik, gravitasi, cahaya, dan suara. Urutan jalannya rangsang adalah sebagai berikut. Rangsang → reseptor → saraf sensori → saraf pusat → saraf motor → efektor → gerak/ucapan/kesan.
2.3 Bagian-bagian dari sel saraf
Sel-sel saraf atau neuron adalah sel yang peka terhadap rangsang dan mampu menghantarkan rangsang. Bentuk dan ukuran sel saraf bermacam-macam tergantung pada letak dan fungsinya di dalam tubuh. Sel saraf mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
a. Badan sel
Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energy untuk membawa rangsangan.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma. Pada umumnya sebuah neuron mempunyai banyak dendrit dan ukuran dendrit pendek. Dendrit berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.
c. Neurit (akson)
Neurit atau akson adalah serabut-serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma yang panjang. Sebuah neuron memiliki satu akson. Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut myelin yang terdiri atas perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf.
Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian sinaps inilah suatu zat kimia yang disebut neurotransmitter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrite neuron berikutnya.
2.4 Klasifikasi neuron
Berdasarkan bentuk dan fungsinya neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Neuron sensorik
Neuron sensorik adalah neuron yang membawa impuls dari reseptor (indra) ke pusat susunan saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
b. Neuron motorik
Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls dari pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Neuron konektor
Neuron konektor adalah neuron yang membawa impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.
2.5 Pengertian sistem indera
Sistem indera merupakan sistem yang sangat berperan penting pada tubuh. Manusia memiliki 5 macam indera yaitu indera penglihatan (mata), indera pengecap (lidah), indera pendengar (telinga), indera pembau (hidung) dan indera peraba (kulit).
2.6 Macam-macam sistem indera
Tubuh manusia mempunyai berbagai organ indera. Masing-masing organ indera dikhususkan untuk mendeteksi adanya rangsang tertentu. Mata mendeteksi adanya cahaya. Hidung dan lidah mendeteksi adanya molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya getaran atau gelombang udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan tekanan. Organ indera bisa menentukan adanya rangsang tertentu karena ada sel-sel reseptor. Reseptor adalah bagian saraf yang menanggapi rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap rangsang tertentu.
2.6.1 Indera penglihat (mata)
Mata kita berjumlah sepasang, terletak di dalam rongga mata yang dilindungi oleh tulang tengkorak, kelopak mata, bulu mata, dan kelenjar air mata, kelenjar ini melindungi mata dari kekeringan, membersihkan permukaan bola mata dari debu dan kotoran, serta membunuh mikroba. Pada dasarnya, bola mata dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah, serta berputar. Dengan demikian mata dapat digerakkan ke segala arah karena adanya otot mata yang menggerakkannya. Apabila otot mata terganggu, dapat mengakibatkan mata juling. Mata yang normal dapat menyesuaikan diri dengan sinar yang mengenainya. Kemampuan ini disebut daya akomodasi mata. Bola mata berdiameter lebih kurang 2,5 cm. Lima per enam bagiannya terbenam dalam rongga mata dan hanya seperenam yang tampak dari luar. Bola mata terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan pertama (tunica fibrosa), lapisan kedua (tunica vasculosa), dan lapisan ketiga (tunica nervosa).
Kelopak mata adalah bagian luar mata yang melindungi dan membasahi bagian luar bola mata. Setiap waktu kamu berkedip, cairan menyebar di seluruh bagian depan matamu.
Sklera merupakan jaringan kuat, berwarna putih yang menutup bagian luar bola matamu. Sklera melindungi matamu. Iris merupakan otot. Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Iris juga merupakan bagian yang member warna mata. Bila kamu mengatakan bahwa mata seseorang berwarna biru atau coklat, kamu sedang menunjukkan warna iris. Pupil adalah lubang di tengah-tengah iris.
Cahaya memasuki mata melalui pupil. Bila jumlah cahaya yang akan masuk mata berubah, besar iris dan pupil juga berubah. Pupil menjadi lebih besar dalam cahaya remangremang dan lebih kecil dalam cahaya terang. Mengapa pupil membesar di dalam gelap?
Lapisan luar mata yang jernih adalah kornea. Kornea melindungi mata. Kornea tembus cahaya, sehingga cahaya bisa memasuki pupil. Kornea juga membantu mempertemukan berkas-berkas cahaya dengan membengkokkan berkas cahaya saat cahaya tersebut memasuki mata. Lensa adalah bagian jernih mata yang berubah bentuk saat kamu melihat benda dengan jarak yang berbeda. Otot lensa menempel pada lensa. Otot lensa menarik dan mengubah bentuk lensa. Proses ini membantu untuk mempertemukan berkas-berkas cahaya dari obyek yang dekat atau jauh.
Retina adalah bagian mata yang terletak di bagian belakang. Retina tersusun dari sel-sel saraf yang peka terhadap cahaya. Di dalam retina terdapat sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Sel-sel batang menanggapi cahaya remang-remang. Sel-sel kerucut menanggapi cahaya terang dan warna. Fungsi retina sering disamakan dengan film dalam kamera. Cairan vitreus adalah cairan seperti agar-agar cair yang memenuhi rongga dalam bola mata. Cairan ini mendorong bagian-bagian mata ke arah luar sehingga bentuk mata tetap bulat.
Baca Juga : Bulu Babi (Echinoidea) Di Sumba Disebut Tawoda Dan Deme Makanan Kaya Gizi Dan Protein
Cahaya berjalan dalam garis lurus. Jalan cahaya bisa dibengkokkan. Matamu dilengkapi dengan bangunan yang dapat membengkokkan cahaya. Berkas cahaya pertama kali dibengkokkan oleh kornea dan kemudian oleh lensa. Lensa mengarahkan cahaya ke retina.
Didalam retina, energi cahaya merangsang terbentuknya impuls di dalam sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Impuls-impuls tersebut dibawa ke otak melalui saraf penglihat. Di dalam otak impuls diterjemahkan, sehingga kamu melihat apa yang sedang kamu lihat.
Adapun mekanisme melihat serta kerusakan dan gangguan penglihatan adalah sebagai berikut :
1. Mekanisme melihat
Bagaimanakah cara kita melihat? Suatu benda dapat terlihat dengan jelas kalau ada cahaya di sekitarnya. Cahaya akan dipantulkan oleh benda dan diterima oleh mata. Proses melihat dapat diterangkan sebagai berikut: cahaya yang dipantulkan oleh benda → ditangkap oleh kornea → melewati pupil → lensa → retina.
Bayangan benda yang diterima oleh retina, bersifat nyata, diperkecil, dan terbalik. Kemudian, bayangan diubah menjadi impuls sensoris dan dibawa oleh saraf optikus menuju pusat penglihatan di otak. Selanjutnya impuls diterjemahkan menjadi kesan melihat.
2. Kerusakan dan gangguan penglihatan
Mata yang normal (emetrop) mampu melakukan akomodasi dengan baik. Agar benda dapat dilihat dengan jelas, bayangan benda harus difokuskan pada bintik kuning. Berikut ini akan kita pelajari beberapa gangguan penglihatan.
a. Rabun jauh (miop)
Rabun jauh adalah kelainan pada mata di mana mata hanya mampu melihat jelas pada jarak dekat dan tidak dapat melihat jelas pada jarak jauh. Pada dasarnya, rabun jauh disebabkan lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang.Oleh sebab itu, bayangan benda jatuh di depan retina. Gangguan ini dapat ditolong dengan lensa cekung atau lensa minus.
b. Rabun dekat (Hipermetrop)
Rabun dekat adalah kelainan pada mata di mana mata hanya mampu melihat jelas pada jarak jauh dan tidak dapat melihat jelas pada jarak dekat. Rabun dekat disebabkan lensa mata terlalu pipih atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Rabun ini dapat ditolong dengan lensa cembung atau lensa plus.
c. Buta warna
Buta warna adalah kelainan pada mata karena tidak dapat membedakan warna-warna tertentu. Kelainan ini bersifat menurun terutama pada laki-laki.
d. Katarak
Katarak adalah kelainan karena terjadinya pengeruhan lensa mata. Gangguan ini biasanya ditolong dengan operasi dan dapat dilakukan penggantian lensa mata dengan lensa buatan.
e. Rabun senja
Rabun senja biasanya terjadi pada anak-anak karena kekurangan vitamin A. Gejala ini ditandai dengan terganggunya penglihatan pada senja hari. Apabila gangguan ini dibiarkan berlarut-larut akan timbul bintik putih (bilot spot) pada mata. Kemudian, diikuti dengan mengeringnya kornea mata dan akhirnya mengalami kerusakan kornea mata (keratomalasi).
f. Presbiop
Presbiop biasa dialami oleh orang berusia lanjut, disebabkan karena lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasinya sudah lemah. Gangguan mata presbiopi dapat dibantu dengan memakai kacamata rangkap.
g. Astigmatisma (mata silindris)
Astigmatisma cacat mata yang disebabkan kecembungan kornea tidak rata, hingga sinar sejajar yang datang tidak dapat difokuskan ke satu titik.
2.6.2 Indera pendengar (telinga)
Telinga adalah alat indera pendengaran yang peka terhadap rangsangan getaran bunyi. Jika sejak lahir indera pendengaran tidak berfungsi maka orang tersebut selain tuli juga bisu. Mengapa demikian? Telinga manusia terdiri atas 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Berikut ini kita pelajari bagian-bagian telinga beserta fungsinya.
a) Telinga luar
Telinga luar terdiri atas:
- Daun telinga, berfungsi untuk menampung atau mengumpulkan gelombang bunyi.
- Liang telinga (saluran auditori), berfungsi untuk menyalurkan gelombang bunyi ke selaput gendang telinga. Liang telinga panjangnya kurang lebih 2,5 sentimeter. Di sepanjang dinding liang telinga terdapat rambut halus, kelenjar minyak dan kelenjar keringat, yang berfungsi menghalangi debu dan air yang masuk.
- Selaput gendang telinga (membran tymphani), yang membatasi telinga luar dan telinga tengah. Berfungsi untuk menangkap getaran.
b) Telinga tengah
Telinga bagian tengah terdiri atas:
- Tulang-tulang pendengaran (osikel), yaitu berupa tiga tulang kecil yang bersambung dari selaput gendang telinga menuju telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (malleus), yang letaknya paling luar berhubungan dengan selaput gendang telinga. Berikutnya adalah tulang landasan (inkus) yang menghubungkan martil dan sanggurdi. Tulang paling dalam adalah tulang sanggurdi (stapes), yang melekat dengan saluran rumah siput pada tingkap jorong.
- Saluran Eustachius, yaitu saluran sempit yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang tenggorokan. Saluran ini terbuka saat kita mengunyah, menguap, bersin atau membuka mulut. Fungsi saluran ini adalah untuk memasukkan udara ke rongga telinga tengah sehingga tekanan udara di kedua gendang telinga sama dengan udara di luar tubuh.
c) Telinga dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas:
- Tingkap jorong dan tingkap bulat, merupakan membran yang terdapat pada pangkal saluran rumah siput (kokhlea). Tingkap jorong merupakan membran berbentuk oval yang berhubungan dengan tulang sanggurdi. Sedangkan tingkap bundar merupakan membrane berbentuk bundar/ bulat. Tingkap berfungsi untuk menyalurkan getaran ke telinga dalam dan tingkap bulat sebagai penyeimbang getaran.
- Saluran rumah siput (kokhlea), yaitu saluran berbentuk spiral menyerupai rumah siput. Di dalam kokhlea ( di bagian tengah) terdapat organ corti, yang berisi ribuan "sel rambut" yang peka terhadap getaran. Impuls yang timbul di dalamsel rambut tersebut diteruskan oleh saraf auditori ke otak.
- Tiga saluran setengah lingkaran (kanalis semi sirkularis), yaitu tiga buah saluran setengah lingkaran yang satu dengan yang lain membentuk sudut 90°. Pada ujung setiap saluran terdapat penebalan (menggelembung) yang disebut ampulla dan bergabung dengan utrikulus dan sakulus. Bagaimanakah kita dapat mendengar suatu bunyi? Kita dapat mendengar suatu bunyi pada dasarnya dengan urutan sebagai berikut:
- Gelombang bunyi diterima daun telinga.
- Gelombang bunyi disalurkan masuk oleh liang telinga.
- Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.
- Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang. pendengaran (osikel).
- Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan menggetarkan cairan limfe di dalam kokhlea.
- Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti, yang menghasilkan impuls untuk dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak untuk diartikan.
- Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap bulat bergerak keluar masuk untuk mengatur
- tekanan udara di dalam agar seimbang dengan tekanan di luar.
Bunyi yang didengar manusia adalan bila bunyi tersebut mempunyai frekuensi 20 - 20 000 getaran/detik (Hz). Selain sebagai indra pendengaran, telinga juga sebagai indra keseimbangan. Fungsi keseimbangan ini terdapat pada telinga dalam yang dilaksanakan oleh tiga saluran setengah lingkaran utrikulus dan sakulus. Dengan adanya tiga organ tersebut maka telinga bagian dalam dapat mendeteksi:
- Posisi tubuh yang berhubungan dengan gravitasi (keseimbangan statis) yang dilakukan oleh utrikulus dan sakulus.
- Gerakan tubuh (keseimbangan dinamis) yang dilakukan oleh tiga saluran setengah lingkaran. Pada ujung setiap saluran setengah lingkaran terdapat struktur yang disebut ampulla. Di dalamnya terdapat reseptor menyerupai rambut yang berhubungan dengan serabut saraf otak. Sel-sel yang menyerupai rambut tersebut menghadap ke bagian yang berbentuk jeli. Dengan adanya gerakan tubuh (kepala), maka cairan yang ada di dalam saluran setengah lingkaran bergerak dan merangsang sel reseptor seperti rambut tersebut. Oleh sel reseptor gerakan tersebut diubah menjadi impuls dan diteruskan ke otak dan otak memerintah otot menjaga keseimbangan tubuh.
Sedangkan di utrikulus dan sakulus terdapat batu kecil yang disebut otolith. Batu tersebut merangsang dengan cara menekan sel reseptor serta bereaksi terhadap gravitasi. Otak akan dapat menentukan posisi kepala dari gerakannya.
2.6.3 Indera peraba (kulit)
Selain sebagai alat pelindung dan pengatur suhu tubuh, kulit juga berfungsi sebagai indera peraba. Pada kulit terdapat beberapa saraf sensori yang disebut reseptor peraba, yang berfungsi sebagai penerima rangsangan dari luar. Terdapat beberapa reseptor pada kulit kita, yaitu reseptor tekanan, sentuhan, rabaan, dingin, dan panas. Oleh karena itu, kulit peka terhadap rangsangan rabaan, tekanan, dan suhu. Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indra perasa dan peraba. Reseptor-reseptor yang terdapat pada kulit adalah:
- Korpus meissner, yang terletak di dekat permukaan kulit. Berfungsi untuk menerima rangsang sentuhan/ rabaan. Reseptor ini tersebar tidak merata di permukaan kulit. Ujung jari memiliki paling banyak reseptor peraba.
- Korpus pacini, yang berfungsi menerima rangsang tekanan. Letaknya di bawah lapisan dermis.
- Korpus ruffini, berfungsi untuk menerima rangsang panas. Letaknya di lapisan dermis.
- Korpus krause, befungsi untuk menerima rangsang dingin. Letaknya di lapisan dermis.
- Ujung saraf tanpa selaput, yang peka terhadap rasa sakit/ nyeri. Letaknya di lapisan epidermis. Saraf ini sangat penting untuk keselamatan tubuh. Jika terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan, saraf ini cepat bereaksi, antara lain dengan adanya gerak refleks.
2.6.4 Indera pembau (hidung)
Hidung manusia merupakan organ tempat beradanya reseptor pembau (khemoreseptor). Maka dengan organ ini kita dapat mengetahui berbagai macam bau. Bahkan hanya dengan mambau saja kita dapat mengetahui nama benda tanpa harus melihatnya. Sel-sel reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsangan zat kimia berupa uap terletak di rongga hidung bagian atas.
Daerah ini memiliki ukuran sekitar 250 mm2. Sel-sel reseptor ini mempunyai rambut-rambut halus (silia) di ujungnya dan diliputi selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Dari sel-sel reseptor ini rangsang dibawa oleh serabut saraf menuju pusat pembau di otak. Kita dapat membau suatu zat karena zat yang berupa uap tersebut masuk ke rongga hidung sewaktu kita menarik napas. Zat tersebut akan dilarutkan pada selaput lendir dan merangsang sel-sel reseptor, kemudian dibawa oleh saraf pembau ke otak sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut.
Proses membau dapat dijelaskan sebagai berikut.
Bau di udara pernapasan → masuk rongga hidung → larut dalam selaput lendir → diterima saraf pembau → menuju otak → terjadi kesan bau.
2.6.5 Indera pengecap (Lidah)
Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap (khemoreseptor). Zat yang dapat dikecap adalah zatzat kimia berupa larutan. Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah perpaduan antara rasa dan bau. Oleh karena itu indra pengecap erat kaitannya dengan indra pembau. Lidah terbentuk oleh jaringan otot yang ditutupi oleh selaput lendir yang selalu basah dan berwarna merah jambu. Di dalam mulut, permukaan lidah terasa halus dan licin. Ketika kita perhatikan lidah kita di cermin, maka akan tampak tonjolan-tonjolan kecil di permukaan lidah. Tonjolan kecil itu disebut papila. Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah yaitu:
- Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah, berjajar membentuk huruf V.
- Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di permukaan ujung dan sisi lidah.
- Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila terbanyak. Papila ini lebih banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada pengecap.
Pada papila-papila inilah terdapat kuncup pengecap yang merupakan kumpulan ujung-ujung saraf pengecap dan oleh serabut-serabut saraf dihubungkan dengan otak. Suatu zat dapat dirasakan oleh lidah bila zat tersebut berupa larutan. Larutan tersebut kemudian memenuhi parit-parit di sekitar papila-papila. Karena pada papila tersebut terdapat kuncup-kuncup pengecap, maka zat yang mengisi parit tersebut merangsang kuncup pengecap. Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf menuju ke otak untuk diartikan. Kuncup-kuncup pengecap dapat membedakan empat rasa pokok yaitu asam, pahit, manis dan asin. Namun terkadang kita juga dapat merasakan lebih dari empat rasa tersebut. Hal ini terjadi karena melibatkan faktor-faktor lain yaitu:
a. Kombinasi keempat rasa utama tersebut menghasilkan rasa baru.
b. Peranan reseptor-reseptor pencium, suhu dan sentuhan.
Keempat rasa tersebut di atas, dirasakan oleh kuncup-kuncup pengecap yang berbeda dan kuncup-kuncup tersebut berkumpul pada bagian tertentu di permukaan lidah. Namun tiap orang mempunyai variasi keluasan daerah penyebaran rasa tersebut.
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penulisan yang telah dilakukan oleh penulis, dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
a. Sistem saraf merupakan sistem yang memiliki sel-sel khusus yang disebut neuron dimana neuron tersebut yang bertindak sebagai pengatur bagian tubuh yang menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan serta memberikan respon terhadap rangsangan tersebut.
Baca Juga : Membahas Penggunaan Kata Gillnet Dan Pukat Dalam Masyarakat Nelayan Sumba Timur Sehari-Hari
b. Sebagai sistem koordinasi, sistem saraf mempunyai fungsi:
- Pengendalian kerja alat-alat tubuh agar bekerja serasi.
- Alat komunikasi antara tubuh dengan lingkungan di luar tubuh, yang dilakukan oleh ujung saraf pada indra, dan lingkungan dalam tubuh.
- Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka sistem saraf tersusun oleh berbagai organ, jaringan dan juga komponen terkecil yaitu sel.
c. Bagian – bagian dar sel saraf yang terdiri dari Dendrit, tonjolan protoplasma pada badan sel yang bercabang-cabang, berfungsi
untuk menerima dan menghantarkan impuls saraf dari luar ke sel. Badan sel, merupakan pengendali kerja sel saraf, mempunyai inti sel dan sitoplasma
yang banyak mengandung mitokondria. Dan neurit (akson), merupakan juluran yang panjang dari badan sel. Neurit berfungsi mengantarkan rangsangan dari badan sel ke sel saraf lainnya.
d. Berdasarkan bentuk dan fungsinya neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu: Neuron sensorik adalah neuron yang membawa impuls dari reseptor (indra) ke pusat susunan saraf (otak dan sumsum tulang belakang). Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls dari pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar). Dan neuron konektor adalah neuron yang membawa impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.
e. Sistem indera merupakan sistem yang sangat berperan penting pada tubuh.
f. Beberapa macam sistem indera yaitu Mata mendeteksi adanya cahaya. Hidung dan lidah mendeteksi adanya molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya getaran atau gelombang udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan tekanan.
3.2 Saran
Bagi pembaca
Saran yang dapat diperoleh pembaca dari penulis adalah pembaca harus menyadari bahwa alat indera yang ada pada tubuh kita sangatlah penting untuk kita jaga dan kita rawat agar tetap sehat dan system indera yang ada pada tubuh kita dapan berfungsi dengan baik.
Bagi penulis
Agar memperjelas makalah ini dan dapat dipertanggungjawabkan maka dapat dilakukan peninjauan kembali buku panduan atau referensi yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Tri Widodo. 2009. IPA Terpadu Kelas 9. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Nasional
Henry G. 2009. IPA Terpadu Kelas 9. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Nasional
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!