Gajah Mada bukanlah seorang raja di kerajaan Majapahit. Dia seorang mahapatih. Ia mendedikasikan seluruh hidupnya untuk Kerajaan Majapahit. Apakah tujuan akhir hidupnya untuk mendapatkan kekuasaan?. Tidak. Dia ingin mempersatukan nusantara.
Walaupun Gajah Mada memiliki tubuh yang kuat tapi fisik dan kesaktiannya tidak ia pakai untuk menyebarkan angkara murka. Tidak. Ia tidak pernah melakukan huru-hara untuk mendapatkan kekuasaan. Ia loyal pada rajanya. Ia tidak memberi "ciuman". Tapi ia memberi hati pada rajanya. Ia tidak meminta jabatan. Tapi ia memberi jiwa dan raganya. Cita-citanya melampui ambisi pribadi hasrat berkuasa yakni mempersatukan Nusantara.
Jika dia mau, Gajah Mada bisa saja melakukan huru-hara dan melakukan kudeta. Ia dia punya segalanya. Ia sakti dan disegani oleh lawan-lawannya.
Baca Juga : Kisah Nyata, Yasuke Prajurit Samurai Pertama Asal Afrika Yang Melegenda
Spirit atau ruh Gajah Mada yang luhur ini (mendedikasikan hidupnya - mempersatukan nusantara) mulai luntur ditelan zaman. Yang ada saat ini adalah homo homini lupus. Manusia adalah serigala bagi yang lainnya. Bagi mereka keberhasilan orang lain adalah ancaman bagi pihak tertentu. Jabatan dan kekuasaan adalah segalanya sehingga semua cara dihalalkan.
Jalan kebaikan adalah cara bodoh. Akal bulus dan tipu muslihat diangap pintar dan cerdas. Nama Tuhan dipakai untuk menghakimi sesama. Ia bergaya bak pangeran berkuda putih. Tanpa cela. Kecerdasan dan kepintarannya dipakai untuk menguasai dan meniadakan orang lain.
Sekarang seperti zaman edan. Begitu banyak setan berwajah malaikat. Kata-katanya bagai madu. Padahal itu racun mematikan. Di tangan kanannya ia memegang lilin di tangan kirinya ia memegang belati yang siap menghujam dari kegelapan.
Sang Patih. Jika engkau hadir saat ini kata-katamu takan akan dihiraukan. Mungkin kami lebih terpesona dengan Vicky Prasetyo atau Zaskia Gotik.
Sang pengeran matahari. Jadilah matahari bagi kami. Bukan untuk membakar tapi menerangi. Matahari kehidupan. Biarlah yang selama ini tertidur dalam kegelapan bangkit dan hidup seperti dirimu, Eyang Gajah Mada.
Kembalikan ruh Gajah Mada kepada kami! Biar Indonesia tata tentram kerta rahardja terwujud. Indonesia yang maju tanpa pernah melupakan keadaban para leluhurnya.
Baca Juga : Apa Itu Nasionalisme?
Pembaca Unclebonn.com yang saya hormati bahwa jabatan dan kekuasaan itu bukan segalanya. Agar kita berkarya dan mendedikasikan hidup kita kepada sesama, kepada bangsa dan negara tidak selamanya harus melalui jabatan. Dengan cara kecil dan sederhana kita sudah berbuat untuk sesama dan untuk bangsa dan negara.
Jangan sampai karena mau memburu jabatan kita mengorbankan orang lain. Menyakiti orang lain. Capaian tertinggi dari berkarya adalah dedikasi.
Gajah Mada adalah representatif kepemimpinan yang ideal dimasa kini dan dimasa yang akan datang. Referensi kepemimpinan bagi generasi milenial. Ia kuat tapi mengayomi dan melindungi. Ia dihina namun ia berlaku sopan kepada orang-orang yang menyerangnya. Pemimpin yang visioner. Pemimpin yang mendedikasikan segala hidupnya untuk bangsa dan negara.*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!