Ketika orang lain berkisah buruk tentang dirimu, reaksi yang mungkin muncul darimu adalah marah. Kamu marah karena tidak ingin nama baikmu tercemar. Dan segera kamu melabraknya.
Dengan melabrak orang yang berkisah jelek tentang dirimu bisa jadi membawa kepuasan tersendiri untukmu. Rasa sakit hatimu terpuaskan dan juga kamu merasa lebih kuat dan hebat lalu bergumam dalam hatimu, "Jangan pernah macam-macam dengan diriku, kamu belum tau siapa aku".
Singkat kata disatu sisi kamu puas dengan segala pembenaranmu yang mahabenar. Namun di lain sisi orang yang kamu labrak belum tentu bertobat. Selalu ada kemungkinan bahwa dengan rasa antipatinya ia justru makin berlaku buruk terhadap dirimu.
Baca Juga : Cinta Saja Tidak Cukup
Pada akhirnya kita akan menyadari bahwa pembalasan buruk terhadap perilaku buruk bisa adil tetapi menyisahkan rasa benci dan dendam. Tidak ada kebaikan yang muncul disana.
Jika kamu tidak keberatan, aku punya usul!
Perlakuan kasar yang kamu terima, balaslah dengan rasa iba. Iba terhadap orang-orang yang diperbudak dan dikuasai oleh kejahatannya. Dengan membangun empati, dirimu menjadi solusi dari perilaku jahat yang hadir dalam diri orang lain.
Mereka jahat mungkin saja sebagai korban dari pengaruh lingkungan. Atau bisa jadi karena ada trauma di masa lalu mereka yang belum teratasi. Kejahatan yang mereka perbuat, pahamilah dalam ungkapan kasih.
Menjadi solusi dari masalah dengan memilih pemberian maaf dan pengampunan adalah jalan hening yang selalu mendatangkan sukacita untuk menepis bertambahnya perbuatan jahat.
Engkau tidak pernah akan rugi sedikitpun dengan memberi maaf. Dirimu tidak akan kalah karena pengertian belaskasihanmu. Pun pula kehadiranmu tidak akan terbebani dengan kemurahanmu. Yang mungkin mengalami kerugian besar adalah kesombongan dalam dirimu. Namun itu adalah hal baik.
Baca Juga : Berumah Tangga Itu Ibarat Ngopi
Apa yang mungkin untuk kebaikan, lakukanlah. Kebaikan harus lebih banyak untuk menghalau kejahatan. Memulai dengan jalan mengalahkan gengsi kesombongan yang terus memprovokasi dalam diri sendiri adalah tepat untukmu.
Teruslah melangkah, jangan pernah lelah untuk suatu kebaikan. Hidup ini memang tidak mudah, tapi bisa tetap indah. Ingat satu hal ini. Di balik setiap kesalahan, ada rahmat yang masih terus bekerja. Semoga kemurahan-Nya terus menaungimu.*
Penulis : MYB
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!