Ia telah menghabiskan banyak harta untuk pengobatan istrinya. Nyaris rumah idaman mereka dijual. Akhirnya batal, disaat proses transaksi berjalan istrinya menghembus napas terakhir. Istrinya tak tertolong oleh bantuan medis karena kanker serviks stadium akut. Campur aduk perasaan pria itu.
Dia pria baik dan sederhana. Kesetiaannya tanpa batas. Cintanya begitu megah untuk sang istri. Terbukti ia mesti pontang panting mencari biaya pengobatan istrinya.
Baca Juga : Foto-Foto Miss Awan, Penulis Kata-Kata Inspirasi Kehidupan Pada Blog Unclebonn.Com
Isak tangis memenuhi ruangan itu. Kabar tentang berakhir ziarah kehidupan istri teman saya ini sampai juga di rumah keluarganya. Ada yang kecewa adapula yang ikhlas dan berpikir itu lebih baik dari pada wanita itu harus menanggung derita berat. Mereka yang sadar betapa "sakitnya" penyakit itu berkata : "Beristirahatlah dengan damai di sana." Tuhan telah memberi jalan terbaik bagi kehidupan manusia termasuk wanita ini.
Saya bisa memahami, teman saya itu begitu menderita. Segala upaya sudah banyak ia lakukan. Toh, manusia berusaha Tuhan punya cara sendiri memberi jawaban yang oleh banyak orang bilang, selalu indah pada waktunya.
Apakah teman sadar dalam penderitaan itu Tuhan kasih jawaban dengan kehilangan pribadi yang paling ia cintai?
Baca Juga : Inilah Komentar Guru SMK Negeri 1 Pandawai Setelah Divaksin
Air mata lelaki itu berderai. Air matanya telah meremukan rasa kelaki-lakian saya. Biasanya saya tak mau meneteskan air mata, toh kali ini tak bisa saya bendung air mata ini oleh perasaan sedih yang mendalam. Itu karena dia melepaskan kepergian sang istri dengan air mata. Di tepi bibir kubur itu ia duduk dalam kehampaan. Remuk redam tubuhnya.
Cerita kesedihan itu terus berlanjut sampai pada prosesi pengebumian jasad istrinya. Ia harus melepaskan jasad istrinya ke liang lahat itu. Tempat peristirahatan terakhir. Tempat bagi setiap manusia yang telah melaksanakan ziarah kehidupan di muka bumi ini. Manusia yang tak mungkin bisa lari dari takdir kematian.
Saya terus memperhatikan dirinya yang kosong itu. Ia terus meneteskan air matanya. Di situ ia harus mengakhiri kisah cintanya bersama sang istri.
Bunga rampai ditaburkan. Lilin-lilin dinyalakan di sekitar pusara berdiri orang-orang terdekat mereka. Memeluk dirinya dengan wajah muram. Melihat anak-anaknya ia berusaha kuat dan bangkit memeluk mereka dengan sisa-sisa kekuatan. Dia harus kuat. Seorang pria tak boleh kalah tentang kegelisahan masa depan.
Sore akan digantikan oleh malam. Tapi kesedihan itu tak membuat mereka beranjak dari tempat itu. Mereka seperti meminta tak perlu ada malam untuk hari itu.
Baca Juga : Bingung Pilih SMK? Di SMK Negeri 1 Pandawai Saja!
Ah kamu saudaraku, air matamu telah meremukan jiwa lelakiku. Mungkin esok hari saya akan mencoba mengusikmu dengan pertanyaan jahilku.
"Kapan kamu akan mencari pengganti istrimu?"
Seperti duda-duda lainnya mereka akan menjawab, "apa mereka bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anak saya?" Tetap semangat, bro!*
Tulisan lawas, kapan saya menemukan ide ini? Saya sendiri sudah lupa.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!