Hujan mengguyur deras. Angin topan menyebabkan banjir dan kerusakan rumah. Di Adonara tanah longsor memakan korban jiwa puluhan orang. Di Sabu, rumah-rumah warga di terjang topan. Sumba Timur, TTU, dan Malaka banjir melanda. Jembatan besar Benenain roboh. Jembatan Lama Kambaniru yang punya nilai historis bagi warga Sumba Timur hanyut diterjang banjir. Warga-masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS) mengungsi bahkan dengan pakaian di badan.
Baca Juga : Ada Tangan Yang Berkuasa
Teman saya curhat di Whatsapp Grup dia sudah mulai mengungsi. Dia hanya menyelamatkan laptop dan dokumen penting lainnya. Saya hanya bilang, "Jangan menangis cinta." Itu bukan cinta eros. Itu cinta philia. Cinta yang membangkitkan asa perjuangan. Jangan lekas lelah dan menyerah.
Fenomena alam sudah dirasakan beberapa hari sebelumnya. Di Sumba Timur, misalnya, hujan mulai mengguyur deras sejak tanggal 30 Maret 2021. Puncaknya tanggal 04 April 2021. Kecuali Lewa yang tidak beresiko banjir. Dan hari inipun masih hujan dan kondisinya awet.
Dari posting warga "kebaca" di tengah bencana mereka memang sedih sebagiannya sedang berkabung. Namun keteguhan iman selalu ada dan itu nyata. Walau ada anggota keluarga yang menjadi korban longsor. Tapi suara-suara doa terus dipanjatkan. "Tuhan Yesus tolong jaga kami. Tuhan Yesus jaga kampung kami. Tuhan Yesus lindungi orang-orang kesayangan kami, dsb."
Puji Tuhan. Mereka tidak menyalahkan alam. Tidak menganggap ini malapetaka dari Tuhan. Mereka bilang ini ujian ilahi yang mesti dijalani. Sebagian orang beriman mengucap syukur karena mereka masih diberi napas hidup. Mereka tetap berharap pada kuasa Tuhan yang diimani yakni Yesus Kristus.
Baca Juga : Semaikan Rasa Syukur Dalam Kesederhanaanmu
Bencana memang menghadirkan korban jiwa dan kerusakan. Namun dibalik itu ada misteri ilahi. Mungkin kita diminta agar lebih berserah diri pada sang khalik. Kita diminta untuk selalu waspada. Kita diminta untuk bersahabat dengan alam. Bahkan kita diminta untuk peduli dengan sesama. Begitulah kira-kira orang bijak berpikir.
Walaupun perayaan Paskah dilaksanakan secara sederhana bahkan umat kristiani lain berduka dalam suasana paskah. Namun orang kristiani dituntut untuk selalu setia di bawah kaki salib kristus. Yakinlah Tuhan tidak memberi kuk yang melampaui kekuatan umatnya yang Ia kasihi itu.*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!