Sorry guys, saya tidak melakukan wawancara by phone tapi cukup mengirimkan link google form kepada nara sumber. Silahkan simak "percakapan" kami.
Baca Juga : Mengenal Lebih Dekat Suster Elisabeth Sutedja Lulusan Terbaik Harvard University Yang Memilih Hidup Membiara
Apa kabar pak guru?
Puji Tuhan, saya sehat, Pak.
Selamat ya sudah menyelesaikan studi S2 di Amerika Serikat tepat waktu. Bagaimana sih kesannya?
Bangga pastinya, karena bisa selesaikan kuliah sesuai target awal yang telah saya tetapkan dan sepakati bersama dengan pihak pemberi beasiswa, yakni LPDP alias Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Kementerian Keuangan.
Boleh tahu S2-nya ngambil jurusan apa dan kenapa memilih jurusan itu?
Jurusan yang saya ambil namanya Education Policy and Leadership. Kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia, nama jurusannya adalah Kebijakan Pendidikan dan Kepemimpinan. Alasan saya memilih jurusan tersebut karena saya berpikir pada karir saya ke depan sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN) yang mungkin punya peluang untuk menjadi seorang pemimpin, kepala sekolah misalnya. Ilmu yang saya pelajari pada major yang saya tempuh tersebut kiranya bisa bermanfaat untuk menunjang karir saya ke depan.
Seperti apa sih kondisi kampus tempat kuliah pak guru dan bagaimana syarat akademik yang harus dipenuhi untuk mahasiswa S2 di sana?
Sebagaimana layaknya kampus-kampus pada umumnya di Amerika Serikat, kampus American University tempat saya kuliah selama hampir 2 tahun (Agustus 2019-Mei 2020) ini sangat nyaman suasananya. Meskipun terletak di dekat jantung kota Washington, D.C., ibukota negara Amerika Serikat, kampus dikelilingi pohon-pohon rindang dan memiliki spot-spot nyaman di taman untuk duduk membaca atau ngobrol dengen teman kampus.
Saya lupa-lupa ingat soal syarat akademik yang menjadi requirements dari kampus. Yang pastinya, pada umumnya kampus-kampus di Amerika mensyaratkan calon mahasiswa S2 dari negara-negara yang bahasa aslinya bukan bahasa Inggris, haruslah memiliki sertifikat bahasa Inggris semacam IELTS atau TOEFL dengan skor tertentu. Itu yang menjadi syarat utama. Lainnya, kita harus menulis semacam essay tentang diri kita, background studi kita, pekerjaan kita, tujuan kuliah, kenapa memilih jurusan yang kita lamar, dsb. Essay ini dikenal sebagai Statement of Purpose (SoP). Kita harus jeli dan teliti menulis SoP ini karena akan jadi penentu lolos atau tidaknya kita ke jurusan di kampus yang kita tuju. Jadi, SoP ini adalah "numero uno."
Apakah kampus American University termasuk kampus bergengsi ?
Bergengsi atau tidaknya, relatif yah, kalau menurut saya. Yang jelas, kampus saya berada di posisi 120 dalam 200 kampus terbaik di Amerika Serikat di tahun 2021 ini.
Baca Juga : Ibu Yanti Mananga: Tugas Dan Hobi Perlu Ada Keseimbangan
Bagaimana pak guru bisa kuliah di Amerika? Dan hal apa saja yang harus dilakukan untuk bisa lolos dan kuliah di Amerika Serikat?
Pertanyaan menarik! Saya saja hingga detik ini masih tidak percaya saya bisa berkuliah di negara Paman Sam ini. Saya rasa sebagian besar karena mujizat Tuhan Yesus hingga saya bisa tiba di tempat ini. Banyak orang yang pintar secara akademis dan kemampuan berbahasa Inggris yang jauh melebihi saya saat proses seleksi beasiswa berlangsung selama berbulan-bulan, akan tetapi mereka gagal.
Saya yang biasa-biasa saja bisa maju sampai tahap akhir seleksi. Jadi, pada intinya saya mengikuti proses seleksi beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Kementerian Keuangan. Seleksi berlangsung sejak Juli hingga Oktober 2017. Lalu saya dikasih kesempatan belajar IELTS (International English Language Testing System) selama 7 bulan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan selama 3 bulan lagi di kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Semuanya dibiayai oleh negara. Selama masa pendidikan tersebut, saya lalu melamar ke beberapa kampus di Amerika.
Mengenai apa yang harus dilakukan untuk bisa kuliah ke Amerika atau negara lainnya menurut saya adalah punya modal bahasa Inggris. Itu saja kunci utamanya. Kalau sudah punya sertifikat bahasa Inggris, pasti selalu ada jalan buat kuliah ke luar negeri dengan cara melamar beasiswa yang banyak dibuka, baik oleh pemerintah maupun oleh negara pemberi beasiswa.
Motivasi apa yang mendorong pak guru mau kuliah ke luar negeri dan kenapa memilih Amerika Serikat sebagai negara tujuan?
Saya suka bahasa Inggris sejak kecil. Saya ingin sekali lancar berbicara bahasa Inggris. Salah satu cara untuk lancar bicara bahasa Inggris adalah hidup beberapa saat di lingkungan native speaker-nya. Itu salah satu motivasi kuliah di Amerika Serikat. Selain itu, Amerika adalah land of freedom, land of hope, dan kadang disebut orang sebagai top of the world atau puncaknya dunia. Kalau sudah pernah ke Amerika, berasa kayak kita sudah pergi ke inti dunia, tempat atau negara lain kayak tidak terlalu begitu menarik lagi untuk dikunjungi. Ini pendapat dan perasaan pribadi, lho. Jika Anda dan pihak pembaca ada yang tidak setuju, no problem! Kita tidak harus setuju dengan pendapat dan emosi seseorang, bukan? Namun bukan berarti kita juga lalu menjadi antipati terhadap orang yang tak sependapat dengan kita. That's immature.
Dan setelah selesai pendidikan S2-nya apa yang akan dilakukan Pak John?
Kembali ke habitat. Hahaha... Maksud saya, kembali mengajar di sekolah yang ditetapkan pihak pemerintah dalam SK Tugas saya nantinya.
Masih mau mengajar di SMA Negeri 1 Waingapu atau rencana pindah ke Kupang? Atau barang kali tertarik dengan dunia birokrasi?
Pindah Kupang secepatnya-lah, Pak, biar dekat sama anak-istri. Udah kelamaan jauh sama keluarga. Dua dapur itu berat, lho...
Baca Juga : Selamat Ulang Tahun Presiden Joko Widodo Ke-60 Dan Selamat Memasuki Gerbang Lansia
Apa pesan yang bisa disampaikan kepada rekan-rekan guru yang lain jika berminat kuliah ke luar negeri, Amerika Serikat, misalnya?
Singkat aja: Cintai bahasa Inggris. Segala sesuata yang diimulai dari cinta, pasti akan lebih enteng dan tulus menjalaninya.
Mungkin ada saran dan kritik untuk admin Unclebonn.com?
Jujur, saya tak pernah membaca blog Anda. Namun saya mau kasih saran saja. Please, hilangkan auto-correct pada settingan google docs ini sebelum dikasih ke nara sumber. Karena banyak typo yang mengganggu saat saya mengetik. Sangat makan waktu dan (jujur) bikin saya gemas (orang NTT bilang "gigi asam"). Hahaha...
Terima kasih banyak pak guru sudah bersedia di wawancara media ini. Saya sampaikan bahwa hasil pembicaraan kita ini akan dimuat di blog Unclebonn.com. Semoga apa yang disampaikan oleh pak guru bermanfaat dan menginspirasi orang banyak dan harapannya banyak guru dari Sumba Timur mengikuti jejak pak guru.
Baca Juga : Di Puncak Karirnya Agnez Mo Bangun Klinik Vaksinasi Covid-19 Gratis Untuk Warga Jakarta
Sama-sama, Pak. Terima kasih juga sudah mau memilih saya jadi nara sumber di blog Anda. Semoga bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Sukses selalu dengan blognya, Pak. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua ditengah masa-masa sukar akibat pandemi ini. Salam hangat dan salam sehat dari Washington, D.C., the USA.
Demikian hasil wawancara offline antara admin Unclebonn.com dengan nara sumber Pak John Julianto Lomi yang saat ini masih berada di Amerika Serikat. Semoga apa yang termuat ini menginspirasi kita semua. Semoga.*
Menginspirasi sangat bagi bapa-ibu guru apalagi yang memang sudah punya passion Bahasa Inggris. Terima kasih, Uncle....
ReplyDeleteTerima kasih banyak Bpk Wila Bunga atas kunjungannya
Delete