Sore ini sebenarnya mau rebahan sebentar. Maklum semalam kurang tidur. Dampak dari kebanyakan minum kopi. Apalagi sepulang sekolah. Lelah benar. Niat mau istirahat itu batal. Karena sebuah poster mini menampang di beranda facebook saya. Menampilkan sosok yang sangat familiar dimata saya. Pria muda gondrong tiba-tiba tampil modis sedikit klimis. Maaf kalau penggambaran ini keliru. Captionnya menarik. Intinya pria muda itu bernama Arnoldus Yansen Bulu, ST akan menjadi salah satu bakal calon kepala desa di Desa Tanamanang, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur.
Membaca caption itu, tangan saya mulai gatal. Langsung buka fitur google doc sebagai media menulis.
Lantas apa yang menarik dengan sosok anak muda itu? Bagaiamana sepak terjang dia dan apa hubungan dengan penulis?
Baca Juga : Rambu Konda Anggung Praing
Saya memanggilnya Umbu Arnold. Dia mantan anak didik saya. Saya mengenalinya sejak 2007 di Mangili, SMK Negeri 3 Pahunga Lodu. Dia termasuk anak yang cerdas. Di kalangan siswa dia memberi pengaruh yang kuat. Namun dia adalah siswa yang mampu menempatkan diri dengan baik. Memberi hormat kepada guru-gurunya. Bawaannya kalem. Sederhana dan apa adanya. Itu gambaran singkat saat di SMK dulu.
Setelah selesai SMK tahun 2009, dia mengambil studi S1 di Yogyakarta. Disitulah ia mulai terjun dibeberapa organisasi kemahasiswaan. Bahkan dipilih sebagai ketua di salah satu organisasi. Ia menjadi aktivis mahasiswa yang militan. Itu menurut cerita-cerita temannya. Saya sih tidak heran. Memang itu idealisme dia. Akibat sangking aktif di organisasi kemahasiswaan pendidikannya sedikit molor. Tapi syukurlah selesai menyabet gelar S1.
Setelah menjadi mahasiswa bagi saya Umbu Arnold adalah rekan diskusi. Beberapa kali jika bertemu kami ngobrol soal masalah sosial politik. Dulu ketika masih menjadi anak didik saya, jam-jam siang kerap saya bercerita tentang tokoh-tokoh nasional dan dunia seperti Soekarno, Nelson Mandela, Nicolo Machiavelli, dll. Tidak membahasnya hanya sambil lalu sekedar mengisi jedah pembelajaran. Memang saat itu saya sendiri lagi suka-sukanya membaca.
Dengan Umbu Arnold kami sudah beberapa kali kerja sama untuk urusan tertentu. Tentu sesuai dunianya. Walaupun jam terbangnya sudah tinggi, dia masih seperti remaja dulu, tetap jaga sikap dan pendengar yang baik. Dia tidak dominan dalam berdiskusi bukan berarti dia malas berdiskusi tapi memberi ruang kepada lawan bicaranya. Itu kesan saya beberapa tahun lalu setelah ia selesai kuliah.
Bercakap dan berkenalan dengan Umbu Arnold sama dengan saya bercakap dengan Umbu Nababan (Bro Florianus Paulus ). Sikap humanis mereka ini tertutup dengan penampilan mereka yang "malas tahu." Mereka dua ini pria yang ringan tangan : mudah membantu orang yang susah tapi tidak gembar-gembor. Sikap baik mereka ini, terwujud di ruang tertutup. Dan saya adalah saksi atas tindakan mereka itu.
Sama seperti Umbu Nababan, Umbu Arnold itu aktivis kemanusiaan dan lingkungan. Mereka memiliki kepedulian kepada tatanan sosial masyarakat, memberi keberpihakan kepada orang yang tidak diperlakukan adil. Paham dinamika politik dan memiliki jaringan. Jika hari ini Umbu Arnold berniat fight di Pemilihan Kepala Desa, sebagai mantan gurunya saya yakin dia punya itikad baik, punya semangat kerja dan punya cita-cita luhur: membangun peradaban masyarakat desa yang manusiawi, berkeadilan sosial dan sejahtera.
Dia juga anak muda yang moderat. Aku facebooknya diberi nama Arnold Plur : Peace, Love, Unity and Respect. Pribadi yang mencintai perdamaian, cinta, persatuan dan memberi rasa hormat kepada orang lain. Jika hari ini dia berniat menjadi calon kepala desa saya pikir jejak digitalnya masih tercetak jelas tentang semangat keadilan, kemanusiaan, kesejahteraan atau kebaikan bersama (bonnum comune). Ia membenci ketidakadilan tapi diungkapkan dengan sopan dan halus. Ibarat penyanyi rocker dia itu sweet rocker.
Sebagai mantan guru saya bangga dengan keputusan Umbu Arnold maju untuk menjadi calon kepala desa. Jika mau berpikir besar kita harus melewati perkara-perkara kecil. Jika diberi amanah oleh warga desa Tanamanang bekerjalah dengan tulus. Jujur dan Adil. Semoga Tuhan memberkati niat baik kamu Umbu Arnold. Amin. Saya tunggu manifesto pemikirannya, okay?*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!