Hari ini kita memperingati Hari Lahir Pancasila tepatnya setiap tanggal 1 Juni. Tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 24 tahun 2016. Artinya tercetusnya gagasan besar ini di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Di media sosial disemarakkan dengan profil akun sosial media dengan nuansa Pancasila. Secara pribadi saya bangga bahwa masih banyak anak bangsa yang memandang Pancasila sebagai the way of life bagi dirinya dalam membangun interaksi dengan sesama anak bangsa. Dalam konteks bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga : Apa Itu Nasionalisme?
Pancasila harus terus lahir (tanpa henti) untuk Negeri ini (bangsa dan negara Indonesia). Sehingga kita dan generasi muda berikutnya terus menjadi manusia yang Pancasilais tidak sebagai seremonial semata atau sebatas memperingati hari lahir Pancasila. Maksudnya agar ruh Pancasila terus hidup setiap hari sepanjang nafas itu ada. Kita Pancasila: Kita Indonesia. Itu final. Ketika kita menyepelekan dasar negara kita yang tak lain sebagai falsafah hidup bangsa itu adalah pengingkaran terbesar dalam hidup berbangsa. Kita makan, kita hidup, kita bersujud dan bertelut syukur di bumi pertiwi tapi hati kita benci dengan Pancasila. Jelas sebuah ironi.
Padahal Pancasila sendiri digali dan diangkat dari nilai-nilai luhur adat dan budaya bangsa sendiri. Yang mencirikan bahwa kita sebagai bangsa yang religius, beradap, cinta damai, gotong royong dan seterusnya. Sudah terbukti bahwa sampai saat ini Pancasila sudah menjadi pilar yang kuat dan kokoh sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa dalam keberagaman atau kebhinnekaan sebagai sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia.
Pancasila adalah Spirit Kita
Jika di Amerika ada American Dream, di Jepang ada Ganbaru (baca: Gambaru) seyogianya di Indonesia, Pancasila mestinya membumi. Ketika Pancasila disebut jiwa kita mesti terbangun sebagai sang patriot dengan nasionalisme yang menyala-nyala. Nasionalisme adalah kesetiaan tertinggi yang diberikan kepada bangsa dan negara. Saat ini, Pancasila mestinya kembali dikobarkan. Didengungkan kepada generasi milenial. Jangan sampai mereka menjadi the lost generation. Generasi yang mungkin kehilangan arah karena kehilangan kompas atau panduan. Dan mereka tidak tahu apa itu Pancasila. Miriskan?
Baca Juga : Dalam Konteks Demokrasi : Pemimpin Timbul Karena Lingkungan Tidak Karena Lahir Atau Dilahirkan
Jangan sampai mereka kedepan hanya menjadi individu-individu yang egois. Individu yang apatis dan skeptis dengan urusan kebangsaan. Mereka hanya menjadi pemburu rente saja.
Sebagai generasi muda yang masih menjiwai Pancasila mestinya nilai-nilai luhur Pancasila terus kita semaikan kepada anak-anak di dalam keluarga, kepada peserta didik di sekolah, bahkan masyarakat yang ada di lingkungan sekitar kita. Kita bisa menjadi agen toleransi atau Duta Pancasila dengan berperilaku toleran, menghargai dan menghormati hak orang lain. Memberikan perlindungan pada kaum atau kelompok-kelompok minoritas dan sebagainya. Dan memiliki semangat solideritas atas nama kemanusiaan.
Kita Masih Memiliki Harapan
Dalam berbagai persoalan kebangsaan masih banyak anak bangsa yang peduli dengan sesamanya. Misalnya dalam bencana alam. Ada gerakan civil society begitu masif untuk menolong para korban bencana. Mereka datang dari berbagai latar belakang. Mereka memberi bantuan kepada siapa saja yang membutuhkan.
Semangat itu mesti kita bakar dengan nilai-nilai Pancasila : kemanusiaan yang adil dan beradab. Kemanusiaan itu menjadi bahasa yang universal. Semangat yang mampu menjembatani perbedaan. Yang mampu menerobos egoisme antar individu, kelompok dan golongan tertentu. Dan untunglah, semua tentang kemanusiaan terkandung dalam maklumat Pancasila. Harus bangga dong dengan Pancasila.
Baca Juga : Kisah Nyata, Yasuke Prajurit Samurai Pertama Asal Afrika Yang Melegenda
Pada akhirnya kita mesti sadar dan sepakat bahwa Pancasila adalah nafas kita. Pancasila adalah tameng bangsa dari infiltrasi paham-faham dari luar yang tidak sesuai dengam corak bangsa Indonesia. Jika kita melupakan Pancasila bahkan ada niat untuk menggantinya kita bak membuat sebuah cerita panjang tentang berakhirnya sebuah sejarah dari bangsa ini.
Tapi yakinlah, siapa yang berniat jahat segenap bangsa akan menghadang dan menerjang mereka. Dan yakin pula bahwa perilaku jahat juga dibenci oleh Yang Maha Kuasa. Benar saudara.*
Kalumbang, Selasa malam 1 Juni 2021*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!