Aktivitas menulis itu bagian dari literasi. Hari ini pemerintah bahkan dunia menuntut manusia agar aktif dalam kebiasaan yang disebut baca-tulis. Namun apa yang diharapkan itu belum menjadi budaya kita atau bahasa yang lebih tinggi peradaban kita.
Potret mayoritas masyarakat Jepang itu beda dengan orang Indonesia secara keseluruhan. Di Jepang membaca sudah menjadi budaya. Bahkan mereka mempunyai motto yang terbilang radikal, membaca adalah nafas. Jika mereka punya waktu luang maka mereka akan memanfaatkan waktu luang tersebut untuk membaca.
Baca Juga : Bahaya Selip Lidah: Mulutmu Harimaumu
Lantas kenapa harus dimulai dengan membaca?
Membaca bagi seorang penulis itu seperti bensin bagi kendaraan. Tanpa membaca mana bisa dia bisa menjadi penulis yang baik dan produktif? Dengan membaca secara alamiah akan membentuk struktur berpikir kita, membentuk karakter menulis kita yang lebih penting dari itu semua yaitu menambah pengetahuan dan wawasan sehingga melahirkan ide-ide yang mungkin saja bisa mengubah dunia.
Dalam suatu kesempatan ada seorang penulis kenamaan yang memenangi suatu festival mengungkapkan untuk menjadi penulis yang baik dan handal seseorang mesti banyak membaca. Perbandingannya tiga kali membaca dan sekali menulis. Artinya apa? Membaca merupakan ruh atau dengan kata lain sebagai energi untuk sebuah aktivitas seorang menulis.
Baca Juga : Ini Dia 8 Cara Menghindari Badai Petir, Nomor 8 Sering Memakan Korban
Secara teknis, menulis adalah merangkai kata, kalimat, dan paragraf (alinea) untuk menyampaikan pesan berupa informasi, gagasan, atau pemikiran. Menurut KBBI, menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya) dan melahirkan pikiran atau perasaan.
Nah, berikut adalah tips bagi pembaca yang punya hobi menulis atau pekerjaannya memang sebagai penulis. Bagi Anda seorang penulis, artikel ini bukan mau menggurui ini hanya sebatas sharing. Yuk simak 4 tips biar tetap eksis menulis.
1. Membaca
Seperti disampaikan sebelumnya bahwa membaca adalah kunci sukses untuk seorang penulis. Terus terang saja tanpa membaca seorang penulis akan mengalami situasi gagap ide. Jika ia memaksa diri untuk menulis maka tulisannya tidak akan maksimal alias datar atau tawar. Biar lebih kaya wawasan dan banyak pengetahuan seorang penulis mestinya selalu membaca apa saja.
Baca Juga : Membongkar Tabiat Cewek Cantik
Seorang penulis yang kutu buku maka tulisan-tulisan walaupun tulisannya fiksi namun memiliki kandungan ilmiah makna yang mendalam. Ia mampu memadukan imajinasinya dengan pengetahuan yang dia punyai. Jadi artikulasi yang ia produksi bukan semata karena kecakapannya dalam menulis namun karena isi kepalanya (kecerdasannya).
2. Kenali Kemampuan Diri
Seorang penulis atau calon penulis mesti mampu mengenali dirinya sendiri. Maksudnya ia suka dengan karaker tulisan seperti apa? Apa dia suka gaya menulis yang eksposisi, persuasif, naratif atau deskriptif?
Oleh karena itu, dia perlu memperdalam soal yang disinggung barusan. Makanya dia mesti membuat studi kecil-kecilan untuk menemukan "jati dirinya". Misal membaca tulisan atau teks-teks yang sesuai selera.
Baca Juga : Tips Sukses Untuk Pria Gagal Tampan Supaya Selalu Tampil Menarik Dihadapan Wanita
Bisa saja dari aktivitas membaca kita bisa menemukan seorang penulis secara tidak langsung karena tulisannya yang begitu mengena, menarik dan memesona. Mungkin karena kekuatan pesan yang ia sampaikan.
3. Bergabung dengan Komunitas Menulis
Seorang penulis membutuhkan habitat agar bisa terus hidup, berkembang dan produktif. Jika tanpa habitat maka dia akan "mati". Caranya ia mesti bergabung dengan berbagai komunitas atau berbagai forum diskusi. Ia juga mesti sering mengikuti berbagai pelatihan atau workshop menulis agar terus berkembang.
Menjadi penulis karena sebuah kebiasaan atau dari belajar sendiri (otodidak) tentu sulit berkembang. Seorang penulis butuh seorang mentor yang baik. Biar dia bisa menjadi pengamat, pembaca bahkan seorang motivator.
Di komunitas atau berbagai forum diskusi para penulis bisa sharing pengalaman, sharing ide, bahkan mendiskusikan topik-topik untuk diskusikan kemudian mengubahnya menjadi sebuah artikel yang bisa dipublikasikan.
4. Jangan Baperan
Hari ini kita memiliki ruang untuk menyampaikan pendapat tentang apa saja. Sosial media itu yang dimaksud. Berbagai aplikasi networking yang menjamur ini membuat akses selebar-lebarnya bagi penggunanya untuk menuangkan ide hanya dengan gadget atau smarphone yang ia miliki.
Ketika kita memosting gagasan atau ide, maupun opini melalui sosial media artinya dia-nya sudah siap untuk perang terbuka. Kalau postingan itu dimuat pada status pribadi itu aman tapi kalau digrup-grup diskusi akan ada cibiran sampai hujatan siap mendarat ke pemilik tulisan itu. Jadi jangan baper (terbawa perasaan). Anggap saja itu motivasi.
Kerap pembaca dan pengamat jauh lebih hebat dari penulisnya. Dan di era yang serba terbuka seperti hari ini setiap orang punya kesempatan untuk mengkritik dan siap jika sewaktu-waktu dikritik.
Sosial media adalah ruang bagi penulis pemula untuk "menjual dirinya" bahasa yang lebih halus sosialisasi. Kalau mau jadi penulis mesti berani hadapi arus komentar. Jangan mudah terbuai dengan pujian orang. Karena dia memuji bukan karena kualitas tulisan kita dia tidak mau kritik kita karena hanya ingin menjaga perasaan kita.
Baca Juga : Cara Membuat Kue Cucur Gula Sabu Ala Koki Holo
Lakukan saja apa yang menjadi passion kita. Lakukan yang terbaik. Terus belajar dan belajar. Karena menulis bukan produk sekali jadi tapi sebuah proses yang terus menerus dilakukan. Seperti bayi yang belajar merangkak akhir kelak dia menjadi seorang manusia dewasa dan sempurna. Sama seperti itulah proses menulis.
Demikianlah empat tips biar tetap eksis menulis. Warisan yang bisa ditinggal oleh manusia biasa yakni gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Sebuah gagasan bisa saja merubah dunia.*
.jpg)
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!