Pagi-pagi saya mendapat telpon dari seorang Bapak. Yuk, simak ceritanya.
"Pastor, aku pusing dan stress dengan istriku. Sejak istriku menjadi ibu, banyak ngomelnya. Sudah aku bantuin ini itu, tapi masih tetep saja ngomel. Ditanya maunya apa, malah semakin kesel dibuatnya. Aku mala semakin bingung, gak tahu apa maunya. Aku kan juga punya masalah sendiri sebagai suami dan ayah, Pastor," jelasnya
Dengar ya, Bapak!
Tulisan MYB Lainnya : Aura Jubahmu Menggetarkan Jiwaku (Cerita Tentang Seorang Ibu Muda Yang Jatuh Cinta Dengan Pastornya)
Semenjak istrimu menjadi seorang ibu, dunia istrimu berubah drastis. Tubuhnya berubah, jati dirinya berubah, tujuan hidupnya berubah, kesehariannya berubah, kehidupan sosialnya berubah. Bahkan hubungan dia dengan dirimu juga jadi berubah.
Tapi, hidup bapak tidak berubah drastis. Memang benar bahwa bapak juga punya tanggung jawab baru, yakni menafkahi mulut baru. Tapi, bapak masih tetap bisa ngopi seperti biasa, kerja seperti biasa, bahkan badan bapak juga masih tetap bapak kenali.
Beda dengan istrimu. Rasanya seperti dia masuk dunia baru, tapi sendirian. Karena yang benar-benar berubah drastis hanya dirinya. Hanya dia. Sepi. Kesepian.
Tulisan MYB Lainnya : Apakah Perselingkuhan Dan KDRT Bisa Menjadi Alasan Untuk Pasangan Suami Istri Katolik Bercerai?
Maka itu, cobalah to be in the same ship with her. Cobalah untuk benar-benar menemani jiwanya, bukan hanya menemani fisiknya. Misalnya, saat malam anakmu terbangun dan menangis, bangunlah. Walaupun hanya untuk mengelus punggung istrimu, atau menemani istrimu menyusui. Sambil merem nemeninnya juga tidak apa-apa.
Tanyakan pada istrimu, bagaimana anakmu hari ini. Kenali apa yang anakmu gunakan, apa popoknya, apa sabunnya. Duduklah di sebelah istrimu saat dia sedang bermain dengan anakmu, ikutlah bermain, tanpa diajak atau diminta. Ini bukan berarti kamu meninggalkan pekerjaanmu. Bukan. Hanya saja, saat sedang di rumah, hadirlah secara utuh dan konsisten.
Tulisan MYB Lainnya : Stigmata Dalam Pandangan Gereja Katolik
Konsisten terlibat secara jiwa dan raga di dunia barunya sebagai seorang ibu. Tinggal di dunia baru itu, sebagai suami janganlah jadi tamu yang hanya sesekali saja muncul. Supaya dunia baru itu bukan hanya milik istrimu saja sebagai seorang ibu, tapi juga untuk dirimu, sebagai seorang ayah.
Mungkin dengan cara seperti itu, bapak bisa merasakan apa yang dirasakan istrimu selama ini. Siap tahu ngomel-ngomelnya juga jadi berkurang setelah bapak melakukan itu.
Setelah dijelaskan Bapak itu terdiam. Mungkin dia sedang merenung. Saya lalu pamit pergi Misa.
Penulis : MYB
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!