"Lantas apa yang kau ucap selama ini. Puisi yang kau tulis yang kau baca hari-hari itu di depan aku, apa kamu hanya pura-pura?" Tanya gadis itu berlinang air mata.
"Maafkan aku. Aku harus pergi. Pergi darimu. Pergi dari kehidupan kamu. Cinta ini cukup sampai disini." Jelas pria itu.
Baca Juga : Sephia
"Hei, ini bukan prank kan?Gak lucu! Loe benar-benar gila ya!" Mencak gadis itu.
Namun pria muda tetap melangkah dengan mantap dan meninggalkan gadis itu. Entah apa yang terjadi. Jelas bagi wanita itu adalah akhir sebuah kisah yang pilu dan merana. Ini bak disambar petir di siang bolong. Baginya ini kegilaan terbesar yang pernah ditunjukkan oleh kekasihnya.
Di taman yang indah itu berubah. Pesona keindahan berubah muram durja. Pertanyaan-pertanyaan datang seperti menghujam benaknya wanita itu. Ada apa yang sebenarnya terjadi?
Baca Juga : Tamu-Tamu Misterius
"Maafkan aku Sefia." Kata pria itu lirih. Ia kembali ke kediamannya menyiapkan segala sesuatu untuk keberangkatan ke Amerika. J A B harus melanjutkan studi S2.
Di kamar kecil itu ia menyalakan lampu kamar tidurnya. Kamar berukuran tiga kali tiga meter namun di dalamnya di lengkapi sebuah meja belajar. Mungkin dijadikan J A B sebagi ruang kerja mini untuk dua tahun terakhir ini. Dia memakainya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dari perusahaan tempat ia bekerja. Dia diterima di perusahan itu karena J A B mahasiswa yang berprestasi saat di kampusnya. Dosennya sendiri yang merekomendasikan J A B di perusahaan tersebut.
Dosennya dulu dipercayakan sebagai ketua research untuk sebuah penelitian dalam rangka pengembangan energi terbarukan. Dan biji jarak menjadi objek penelitian itu.
Baca Juga : Setangkai Bunga Edelweis Dari Sumba
Karena berprestasi J A B mendapat tawaran beasiswa dari perusahan tempat ia bekerja untuk mengambil studi di Amerika dengan konsentrasi yang sama terkait pengembangan energi terbarukan.
Ia mengambil secarik kertas dan mencurahkan semua isi hatinya tentang keputusan bagaimana ia mesti mengakhiri hubungan dengan Sefia.
Sefia, sebenarnya hati ini tak sanggup mengakhiri hubungan ini. Saya tak ingin kamu terbelenggu dengan hubungan kita ini.
Jujur kamu seperti pengantin malaikat bagiku dan bagi kehidupanku. Kamu menunjukkan bagaimana cara mu mencintaiku di depan teman-teman aku. Awalnya saya yakin kamu yang ditempatkan Tuhan bagiku. Namun keyakinan itu mulai pudar seiring datangnya angan-angan besar tentang kemanusiaan. Itu bukan egoku tapi itu spirit kehidupanku. Kemanusiaan yang menjangkau. Itu prinsipku.
Saya tak tahan lagi menipu diriku bahwa aku sangat mencintaimu. Saya tahu kamu sepenuhnya. Hati kamu dan tingkahmu. Kamu perempuan terhormat, cerdas dan ceria. Pesanku, jangan terus tenggelam dalam peristiwa ini. Obat cinta hanya cinta, "love seeks love."
Baca Juga : Setangkai Bunga Rumput
Jika ada cinta yang datang jangan lekas menolak. Perlahan terimalah mungkin itu cinta sejatimu. Terima kasih.
Maafkan aku Sefia. Walau berat ini harus ku lakukan. Aku menunggu kebesaran jiwamu, kesetiaan tertinggi darimu. Bila waktunya tiba aku akan datang kembali membawamu pergi kedalam hidupku. Puisi-puisi yang kubacakan tempo hari itu bukan sekedar puisi cinta tapi itu bahasa kalbuku. Akulah pangeran dalam hidupmu.
Baca Juga : Pria Di Gubuk Sederhana Itu
"Kali ini aku telah menjadi laki-laki yang paling bersalah dalam hidupku, tapi aku mesti jalani sebuah misi kemanusiaan," gumamnya dalam penerbangan ke Amerika.
J A B menitip secari kertas itu yang sudah diamplopkan melalui adik perempuannya untuk untuk di serahkan kepada Sefia. Karena nomor handphone Sefia sudah diblokir setelah peristiwa di taman itu. Dan meminta adiknya terus memantau Sefia.*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!