Hidup itu sendiri memiliki batas-batasnya
Kenapa seorang pembenci kerap mengkritik membabi buta kepada pemimpinnya? Jawabannya simple saja. Dia tak pernah tahu diri dengan batas dirinya. Kekecewaan yang terus dirawat telah mengubah hidupnya menjadi seorang pembenci (hater). Dia seperti ingin meminum racun berharap orang lain yang mati.
Padahal jika menggunakan akal sehat dan sedikit kerendahan hati ia akan sadar pada posisi dimana dia berada. Apa statusnya. Ia harus tahu dia warga biasa sementara itu orang lain telah melalui proses tertentu sehingga bisa menjadi warga istimewa. Yang namanya istimewa pasti dong diistimewakan.
Baca Juga : Di Puncak Karirnya Agnez Mo Bangun Klinik Vaksinasi Covid-19 Gratis Untuk Warga Jakarta
Usia makhluk hidup memiliki limitasi. Manusia tidak akan pernah lari dari seleksi alam. Kematian akan mengejar setiap orang walau ia hidup di planet lain.
Ada sebuah kisah tentang orang kaya yang psikopat. Ia mengalami ketakutan yang luar biasa tentang kematian. Penyebabnya karena ia menyaksikan sendiri beberapa orang dekatnya mengalami kematian yang mengerikan.
Baca Juga : Perubahan Nasib Dimulai Dari Diri Sendiri Tapi Kita Butuh Orang Lain Dan Campur Tangan Ilahi
Suatu hari ia divonis mati karena mengidap kanker stadium akut. Karena takut mati ia menjual segala harta kekayaannya tujuan tak lain untuk bisa tinggal di luar angkasa. Artinya ia harus memiliki pesawat antariksa. Dan tibalah proses pengangkasaan. Dalam penerbangan ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Teman-teman ternyata usia tidak dibeli. Kita hanya bisa memperpanjang usia. Caranya kita mengatur segala sesuatu sesuai kebutuhan diri kita masing-masing. Amarah yang berlebihan akan membawa kita menjadi pembenci. Dalam kondisi tertentu banyak tukang benci cenderung mengalami stroke. Muara dari stroke adalah kematian.
Baca Juga : Arti Sebuah Pertemanan Dan Tips Agar Pertemanan Tetap Langgeng
Kita makan, kita mengkonsumsi obat-obatan, kita berolah raga, berbicara, bersenang bersenang pun bahkan seluruh yang terkait dengan perilaku kita memiliki batas-batas tertentu.
Untuk apa kita hidup jika kita seakan menjadi manusia terhebat dimuka bumi. Padahal kita miliki batasan-batasan (keteebatasan). Dengan segala keterbatasan itu kita perlu saling melengkapi.
Kenapa kita "dibatasi"? Karena Tuhan mengharapkan agar manusia saling melengkapi. Bersatu menjaga semesta.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!