Sebuah video iklan dishare oleh seseorang tentang aksi seorang pemuda yang rela menyisakan underwear saja hanya karena ia mau menolong seorang pengemis atau tuna wisma. Iklan itu bagi saya sangat inspiratif. Ternyata masih ada orang yang begitu peduli dengan kehidupan orang lain.
Ceritanya diawali dari sebuah tempat yang ramai (dalam ruangan) seorang pemuda menjumpai seorang pengemis tanpa baju dan kondisinya mengenaskan (menurut pendapat pemuda) itu, mungkin saja.
Baca Juga : Wan Ping : Kebaikan Sejatinya Memang Untuk Dibagikan
Didorong oleh rasa belas kasih pemuda itu menawarkan baju. Melalui percakapan yang intim si tuna wisma itu akhirnya menerima pemberian pemuda tersebut. Tidak hanya memberi baju pemuda tadi juga memberikan uang. Entah percakapan dan rasa seperti apa dalam video itu terlihat pemuda itu melepaskan celana pendeknya dan memberikan kepada pengemis itu. Akhirnya, pemuda itu hanya mengenakan underwear. Diakhir cerita setelah ia memberikan segala yang ia miliki (cinta dan belas kasih) kepada pengemis itu, ia langsung kabur dari lokasi kejadian.
Teman-teman. Orang-orang seperti itu terkategori "radikal" dalam hal melakukan kebaikan. Orang seperti itu pasti jarang kita jumpai. Tentu ini terkesan aneh dan bodoh. Kenapa sampai segitunya ia peduli dengan orang lain sampai ia rela menanggung malu. Kenapa dikatakan demikian karena pada akhirnya ia hanya mengenakan underwear (pakian dalam) di tempat umum dalam keadaban ketimuran kita itu dianggap tidak sopan. Bisa saja si penolong dianggap gila.
Baca Juga : Hebatkah Kamu Dengan Melabrak Balik Orang Yang Menyakitimu?
Tapi itulah bahwa praktik kebaikan membutuhkan mental yang kuat. Tentunya kebaikan yang kita praktikan tidak harus sama dengan pemuda radikal itu. Namun pesan yang tersampaikan kebaikan itu tanpa pamrih. Total dan tanpa embel-embel.
Sikap belas kasih yang disampaikan oleh pemuda itu bahwa untuk melakukan kebaikan membutuhkan kekuatan mental, keberanian dan tanpa kompromi. Misal dalam kehidupan berbangsa melakukan kebaikan itu tanpa batas maka kita harus tuntas dengan urusan pribadi. Seandainya Anda seorang pemimpin Anda harus bebas dari perilaku koruptif, bebas dari KKN, dan anti sikap rasis.
Baca Juga : Upah Sebuah Kebaikan
Kebaikan harus diberikan kepada siapa saja tanpa pandang bulu tanpa melihat sekat-sekat perbedaan. Kebaikan mesti menjangkau kemanusiaan. Kebaikan bukan untuk aku atau kami tapi untuk kita, ya buat kita semua.
Menolong sesama harus total seperti contoh pemuda tadi. Ada tapinya disesuaikan dengan konteks budaya masing-masing. Namun tak perlu segitunya, sampai menanggalkan celana ada cara yang lebih arif dan bijaksana seperti kata pepatah, "jangan beri ikannya tapi beri dia kail."*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!