Isi khotbah pada misa pagi di gereja Maria Bunda Selalu Menolong (MBSM)-Kambajawa sangat inspiratif. Dalam kalender liturgi Katolik hari ini, Minggu, 14 September 2014 bertepatan dengan pesta pemuliaan salib suci. Tidak salah kalau Pater Agustinus mengambil tema khotbah tentang Salib Yesus.
Untuk memulai khotbah Pater Agus mengawali dengan cerita singkat. Dikisahkan ada dua orang sahabat lama yang kembali bertemu pada saat keduanya menempuh pendidikan di luar negeri. Kedua orang sahabat itu adalah rohaniawan. Satu seorang imam Katolik (pater) dan sahabatnya seorang pandeta. Sebagai sahabat tentu banyak hal yang mereka diskusikan. Salah satunya tentang simbol salib.
“Bapak pater, mengapa salib yang dipakai umat Katolik kok ada patung (karpus) Yesusnya? Sepertinya orang Katolik tidak percaya dengan kebangkitan Tuhan Yesus? Tanya pandeta itu.
“Emasbuloh?” (emang masalah buat loh) Jawab pater dengan menggunakan istilah anak ABG.
Seketika si pater mengeluarkan sebuah kalung salib dari sakunya dan menunjukan kalung salib tanpa korpus itu ke pada pandeta temannya dan bertanya.
Baca Juga : Sebuah Catatan Untuk Pasutri Katolik : Pernikahan Bukan Parade Siklus Atau Mie Instan
“Bapak Pandeta, kira-kira pada saat itu berapa orang yang disalib bersama Yesus? Takutnya salib yang kamu pakai itu bukan salib Yesus?” tanya pater sembari tersenyum.
Akhirnya kedua orang sahabat itu tertawa dan saling merangkul.
(Ceritanya saya rangkum)
Setelah cerita pengantar itu Pater Agus memulai Khotbahnya.
Kata Pater Agus, salib bagi kaum kristiani adalah lambang pembebasan dan tanda ketaatan. Salib tidak sekedar simbol atau dipajang dan menjadi aksesoris. Akan tetapi salib seharusnya dimaknai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks Katolik simbol salib begitu berarti. Makanya ketika salib tidak dihargai oleh oknum tertentu banyak juga orang Katolik yang akan berlaku diluar hukum (kekerasan). Kata Pater Agus, biasanya orang-orang yang berlaku keras adalah orang yang malas ke gereja, malas berdoa dan malas baca kita suci. Ingat bahwa Tuhan Yesus tidak mengajarkan kekerasan. Ia mencontohkan diri-Nya bagaimana cara mengasihi. Yesus mengasih manusia tanpa pamrih dan rela mati untuk orang-orang yang dikasihi-Nya.
Baca Juga : Stigmata Dalam Pandangan Gereja Katolik
Simbol salib mempunyai banyak arti. Pater Agus menyampaikan dua arti dalam khotbah pada saat misa tadi. Pertama, bahwa halang dan lintang salib memiliki arti hubungan antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia. Kedua, jika arti pertama dibawa dalam konteks hukum cinta kasih, maka lintang salib berarti bagaimana orang kristiani mencintai Allahnya dengan keseluruhan akal, jiwa, dan raganya. Halang salib berarti mencintai sesama manusia seperti mencintai dirinya sendiri.
Beriman kepada Tuhan jangan beriman transaksional. Berimanlah dengan sungguh-sungguh agar kita memperoleh kemuliaan karena salib Kristus - Pater Agus
Setelah itu pater Agus menggambarkan salib dalam keseharian orang Katolik. Bahwa kita telah menerima salib itu. Yakni melalui ujian-ujian hidup, tanggungjawab yang diberikan, atau tantangan hidup lainnya.
Dipenghujung khotbahnya Pater Agus juga menghadirkan cerita penutup tentang iman seorang wanita Katolik. Ada seorang wanita Katolik yang aktif diberbagai kegian rohani. Tapi pada suatu hari ia diserang penyakit yang luar biasa. Berbagai pengobatan medis dan alternatifpun sudah dilakukan, tapi hasilnya ia tidak mengalami kesembuhan. Kemudian berbagai jenis novena ia laksanakan hasilnya pun sama ia tidak mendapatkan kesembuhan. Akhirnya wanita itupun putus asa. Ia mulai protes. Lantas wanita itu menyalahkan Allah, bahwa Tuhan itu tidak mempedulikan dirinya.
Baca Juga : Makna Cincin Nikah Dalam Perkawinan Katolik
Menurut Pater Agus, sikap yang nampak dari wanita itu adalah sikap yang keliru. Wanita itu tidak mampu memaknai salib dalam kehidupannya. Karena ketidaksabarannya ia menjadi rapuh. Seharusnya salib itu harus kita pikul selama kita hidup dalam dunia ini. Kita tidak boleh mengeluh biarlah Allah yang berkarya dalam hidup kita.
Pesan terakhir dari Pater Agus, bahwa beriman kepada Tuhan jangan beriman transaksional. Berimanlah dengan sungguh-sungguh agar kita memperoleh kemuliaan karena salib Kristus. Amin.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!