Hari ini mungkin kita adalah lelaki hebat atau perempuan dengan karir moncer. Hari-hari penuh dengan kesibukan. Kerja seharian. Pergi pagi pulang sore bahkan malam. Itu adalah fakta hari ini. Malam pun kita berpikir beban untuk esok hari. Apa yang akan kita lakukan sepanjang hari berikutnya. Dan seterusnya begitu. Sekali lagi inilah paradigma kekinian. Nyata. Fakta ini sebagai tuntutan ekonomi dan hidup. Kita adalah pemburu-pemburu rente atau rupiah kasarnya kalau mau dibilang begitu.
Baca Juga : Hari Ini Adalah Cinta
Teman dekat kita adalah gadget. Hiburan kita adalah sosial media : mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
Sadar atau tidak bahwa hal yang dicari saat pagi bukan seseorang yang dekat dengan kita tapi gadget. Lima sampai sepuluh menit kita begitu nyaman membaca status orang lain atau meng-update status di facebook atau aplikasi sosial media lainnya. Kita lupa menyapa pasangan kita atau sekedar memberi salam apalagi berdoa. Kerap lupa berdoa sebagai rasa syukur kepada sang khalik.
Baca Juga : Dahsyatnya Cinta Bahwa Cinta Membutuhkan Aksi Dan Bukt
Perhatian dan kasih sayang mulai tergerus oleh kesibukan dan hiburan instan. Kasih sayang yang seharusnya diberikan kepada pasangan makin irit. Kemesraan masa pacaran mulai terlupakan dengan seabrek tugas dan berbagai kesibukan dengan beragam tuntutan biaya-biaya hidup. Ini semua tak salah. Tak perlu dipermasalahkan. Mungkin sekedar mengingatkan.
Tahukah kita bahwa hidup dan kekuatan fisik kita terbatas. Kelak hidup kita akan dimakan usia. Fisik kita akan digerogoti oleh sakit dan penyakit. Saat itu kita tak berdaya. Kita akan sadar tak seorang pun yang sanggup melayani kita secara total kecuali pasangan hidup kita.
Baca Juga : Ku Cinta Caramu
Dialah yang menemanimu sepanjang hari. Menyuapmu, memandikanmu dan merawatmu tanpa pamrih dan dengan penuh cinta. Jika ragamu tak berdaya dia pasanganmu yang membopongmu. Cinta, perhatian dan kesediaan berkorban dari pasanganmu melebihi perhatian orang tua bahkan anak kandung sekalipun.
Oleh karena itu mengabdilah pada pasanganmu (kita) adalah cara tepat menuju masa tua penuh bahagia. Pesona dirimu hari ini begitu menggoda tapi itu sesaat, itu sementara. Yang abadi adalah cinta yang selalu hadir dalam suka dan duka dialah pasangan hidupmu. Dia bukan sekedar teman tidur tapi teman hidup selamanya.*
Baca Juga : Aura Jubahmu Menggetarkan Jiwaku (Cerita Tentang Seorang Ibu Muda Yang Jatuh Cinta Dengan Pastornya)
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!