Berterima kasih adalah perwujudan sikap saling menghargai dan rasa hormat untuk sesama anak bangsa. Islam adalah agama terbesar di Indonesia. Dan Indonesia sendiri adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Walau demikian Indonesia dengan kaum muslimnya ternyata menjadi kiblat demokrasi bagi negara-negara muslim di dunia.
Lantas mengapa kita (non muslim) perlu berterima kasih kepada Islam?
Baca Juga : Jangan Larang Guru Berpolitik
Agama Islam sebagai agama terbesar seandainya penganutnya menuntut jatah lebih tentu itu wajar. Misalnya, meminta pemberlakuan syariat Islam di Indonesia. Tapi apa yang terjadi? Sampai hari ini kita tetap sebagai sebuah negara yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945. Itu berkat kerelaan hati dan visi besar para founding fathers (Bung Karno dan Bung Hatta), diantaranya, yang nota bene penganut Islam yang taat.
Umat Islam adalah penganut yang taat konstitusi. Beberapa oknum memang sengaja memancing di air keruh untuk membakar emosi kaum muslim. Segelintir kelompok itu mau menjadikan Indonesia menganut sistem kilafah dengan berbagai argumentasi yang memang bisa diterima penganutnya. Namun sudah terbukti bahwa Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika menjadi falsafah dan fondasi bangsa. Nyata dan meyakinkan.
Baca Juga : Gula-Gula Agama
Namun riak-riak itu masih dalam batasan-batasan demokrasi. Langkah-langkah yang mereka tempuh masih dalam koridor demokrasi. Namun riak-riak itu patut diwaspadi dengan terus menegakan pilar-pilar kebangsaan terutama bagi generasi muda, generasi milenial.
Wajah Islam Indonesia adalah Islam yang menampilkan wajah damai dan pengayom. Lihat kasus, "Al Maidah 51" yang disinggung oleh Ahok yang videonya sengaja direkayasa oleh oknum tertentu untuk mengundang reaksi keras dari kaum muslim Indonesia. Bayangkan dalam situasi politik yang memanas seperti saat itu apa jadinya jika mata hati dibutakan oleh api amarah?
Baca Juga : Harta, Tahta Dan Wanita
Dalam posisi seperti ini, masih banyak kaum muslim yang berdiri di garda terdepan untuk menjadi penengah yang baik. Mereka tetap menjadi suar bagi bangsa, Buya Syafii Maarif, salah satu pribadi yang sederhana dan jiwa raganya untuk Indonesia. Beliau berani menyuarakan keberagaman Indonesia.
Ya Islam Indonesia adalah Islam Nusantara walau sebagian enggan menerima konsep ini. Bagi saya Islam Indonesia adalah Islam yang rahmatan lil alamin. Rahmat bagi semesta. Penganutnya adalah orang Indonesia yang memeluk Islam. Banyak pemimpin bangsa kita dari Soekarno sampai Jokowi mereka adalah penganut muslim yang taat kemudian ditakdirkan menjadi pemimpin untuk semua orang, segala suku bangsa yang mendiami bumi nusantara tercinta ini.
Baca Juga : Apa Itu Nasionalisme?
Kita tetap menaruh asa bahwa Islam Indonesia selamanya adalah Islam Nusantara, Islam yang rahmatan lil alamin : rahmat bagi semesta.
Sudah saatnya kita harus saling menghargai dan menghormati tanpa perlu melihat perbedaan. Semangat toleransi perlu menjadi salah satu spirit kebangsaan. Ingat, guys, silih bagi bangsa dan negara ini adalah darah para pejuang kita. Jangan sampai kita melanggar sumpah para pejuang untuk bersatu dalam kerangka NKRI bukan berselingkuh dengan faham atau ideologis lain yang dapat memecahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Terima kasih Islam.*
Baca Juga : Menjadi Sombong Itu Penting, Guys
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!