Akhir-akhir ini saya lihat banyak sekali wanita Katolik kalau ke Gereja memakai kain yang ditutup di kepala seperti sedang memakai jilbab begitu. Apakah boleh seorang Wanita Katolik memakai jilbab saat mengikuti ibadat atau Misa? Sebuah pertanyaan yang menarik.
Begini. Itu namanya hijab atau mantila atau tudung kepala. Wanita Katolik tidak wajib berhijab. Karena dalam kekristenan berhijab bukanlah perintah agama tetapi lebih pada praktek kelayakan dari sudut pandang budaya tertentu.
Baca Juga : Sebuah Catatan Untuk Pasutri Katolik : Pernikahan Bukan Parade Siklus Atau Mie Instan
Orang-orang di Timur Tengah sudah memakai hijab atau tudung kepala jauh sebelum mereka mengenal agama. Maka agama apa pun yang muncul disana tetap memakai pakaian yang sama dan mengenakan hijab karena demikianlah tradisi berpakaian mereka di sana.
Lalu bagaimana dengan anjuran Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus (1 Kor. 11:2-16) yang menasehati para wanita Kristen supaya memakai tudung kepala atau hijab?
Baca Juga : Katakan Kepada Pasanganmu : You Are My Everything
Nasehat Paulus relevan untuk Jemaat di Korintus, tetapi tidak untuk Gereja Universal. Paulus hanya menegaskan kembali standar norma berpakaian menurut kelayakan yang berlaku di Korintus. Tentu standar kelayakan bepakaian akan berbeda di tempat lain karena itulah nasehat Paulus ini dimengerti dalam batasan budaya tertentu.
Lalu bagaimana dengan wanita Katolik di Indonesia, apakah mereka boleh berhijab?
Boleh saja. Tidak ada larangan. Bahkan Gereja Latin pada awalnya mewajibkan wanitanya memakai mantila dalam ibadah. Namun setelah Konsili Vatikan II Gereja tidak lagi mewajibkan Mantila tetapi juga tidak dihilangkan.
Baca Juga : Apa Sih Maunya Istriku?
Lantas kenapa begitu?
Karena Gereja justru menyadari bahwa dalam setiap budaya dan suku bangsa terkandung nilai-nilai luhur yang sejalan dengan iman. Gereja mau mengangkat dan menghargai budaya lokal karena sesungguhnya Tuhan tidak pernah dibatasi oleh praktik budaya tertentu apalagi hanya dalam hal berpakaian.
Oh berarti kita di Indonesia boleh pakai mantila ya?
Baca Juga : Stigmata Dalam Pandangan Gereja Katolik
Di Indonesia kita punya ungkapan kearifan lokal dalam berpakaian yang jauh lebih anggun dan sesuai dengan karakter kita sebagai bangsa Indonesia. Misalnya ada wanita Katolik saat mengikuti Misa, dia memakai kebaya yang dipadukan dengan kerudung, itu akan sangat anggun kelihatannya ketimbang harus meniru cara berpakaian orang Timur Tengah. Keren juga tuh, kan.
Walaupun demikian, ketika ada wanita Katolik di Indonesia yang tetap mau berhijab dengan alasan tertentu ya sah-sah saja. Itu sifatnya devosional bukan kewajiban. Hendaknya diingat bahwa bukan pada cara berpakaian atau hijab yang menentukan kualitas iman seseorang tetapi iman itu akan berkualitas ketika iman dinyatakan dalam Roh dan Kebenaran. Iman yang dinyatakan dalam Roh dan Kebenaran akan melahirkan perbuatan cinta kasih dan itulah yang paling utama. Bukan remeh temeh cara berpakaian dan sebagainya.
Baca Juga : Bolehkah Merayakan Natal Sebelum Tanggal 25 Desember?
Jadi sudah jelas kan bahwa soal hijab itu lebih pada cara kelayakan berpakaian budaya tertentu, bukan perintah agama dalam kekristenan yang wajib dilakukan. Sudah paham?*
Penulis : MYB
Catatan : Artikel ini sudah diedit sesuai kebutuhan blog.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!