Apa yang disampaikan oleh Presiden Ghana itu benar. Sehingga banyak yang berteriak-teriak dan memaksa agar pemerintah segera melakukan lockdown.
Beberap negara seperti India secepat kilat sudah menerapkan lockdown. Namun pada hari ini India kacau. Amerika Serikat yang punya sumberdaya akhirnya membatalkan rencana lockdown mereka.
Ketika saya mengetahui tentang apa itu lockdown ternyata tidak semudah saya bayangkan. Ternyata butuh aturan khusus mungkin setingkat Peraturan Pemerintah. Intinya jika lockdown dilaksanakan pemerintah harus menyiapkan semua kebutuhan rakyat Indonesia. Apa negara kita bisa?
Saya tidak bayangkan apa yang akan terjadi pada warga yang hidupnya sebagai buruh, pedagang, petani atau nelayan. Bagaimana mereka yang tinggal di pulau-pulau kecil, di daerah pedalaman di pelosok-pelosok negeri. Apakah Keadilan sejahtera mampu menjangkau mereka?
Kita punya budaya yang berbeda-beda, kebiasaan yang berbeda, kesadaran yang berbeda. Kalau orang yang di gaji tiap bulan kebijakan lockdown itu tak masalah. Dia cukup mengikuti protokol kesehatan. Tapi masyarakat yang disebutkan di atas apakah mampu? Apakah saat penerapan lockdown aparat keamanan harus bertindak represif seperti polisi India?
Cara yang paling efektif untuk mencegah wabah virus Corona adalah karantina wilayah. Kebijakan ini diserahkan kepada gubernur, bupati atau wali kota daerah masing-masing karena lebih paham dengan wilayahnya. Di Sumba Timur, misalnya, Pemda bersama POLRI dan TNI aktif menghimbau warga untuk mengikuti protokol kesehatan yang diinstruksikan oleh pemerintah pusat. Pintu-pintu keluar masuk antar daerah mulai ditutup sementara. Patroli dilakukan untuk menertibkan masyarakat yang kurang taat.
Gubernur NTT yang begitu tegas dan keras selalu berbicara kita harus mengikuti instruksi pemerintah pusat. Walaupun demikian beliau selalu berkoordinasi dengan para bupati dan wali kota. Pemprov NTT sudah menyiapkan dana kurang lebih 60 M. Kenapa NTT tidak melaksanakan lockdown, takut warganya panik dan kelaparan. Karena NTT belum memiliki sumber daya yang cukup.
Di pihak lain, institusi gereja baik gereja Katolik maupun Protestan juga mendukung kebijakan pemerintah dengan tidak melaksanakan misa atau ibadah sampai batas waktu yang ditentukan oleh pemerintah. Jemaat pun sepakat. Persiapan misa paskah juga ditangguhkan. Pemimpin gereja aktif menghimbau warga gereja untuk mengikuti himbauan pemerintah. Ini cerita dari NTT.
Jika Indonesia memiliki semangat kemanusiaan dan solideritas untuk negeri mestinya bersatu ketimbang menyerang pemerintah. Bersyukur sampai hari ini sudah banyak pengusaha kaya, artis, dan pribadi-pribadi yang peduli dengan bangsa sudah memberikan dana untuk membantu pemerintah dalam usaha mencegah wabah virus Corona.
Yakinlah dengan kuasa Tuhan Yang Maha Esa bangsa ini senantiasa akan dijauhkan dari wabah penyakit dan kekacauan. Amin. Anak bangsa harus selalu yakin dan optimis. Keep spirit💪💪.*
Catatan diawal pandemi Covid-19 - 29 Maret 2020
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!