Mereka juga bilang kalau Gereja Katolik itu tidak Alkitabiah atau tidak hidup menurut Kitab Suci. Bahkan mereka sampai mengatakan bahwa Gereja Katolik itu menambah Kitab-Kitab lain di dalam Alkitab.
Baca Juga : Stigmata Dalam Pandangan Gereja Katolik
Pernyataan seperti itu sudah sering kali dilontarkan oleh saudara-saudari kita yang dari Protestan. Tapi mereka juga harus tahu dan sadar bahwa Kitab Suci yang ada sekarang ini adalah buku sucinya atau Kitab Sucinya Gereja Katolik. Jadi Kalau mereka tidak senang dan tidak suka, maka silahkan menciptakan Kitab Suci sendiri yang berbeda dengan Kitab Suci Katolik. Supaya jangan ada lagi perdebatan dan diskusi yang tidak penting.
Memangnya pernyataan ini ada dasarnya?
Jelas dong. Pernyataan ini jelas ada dasarnya. Kalau kita memperhatikan sejarah lahirnya Kitab Suci dalam bentuk seperti sekarang ini, tentunya ini tidak lepas dari perkembangan dan pertumbuhan Gereja Katolik. Untuk Perjanjian Lama, memang Gereja mengambil kitab-kitab orang Yahudi. Tetapi Perjanjian Baru seperti adanya sekarang ini, itu adalah hasil selekasi atau hasil kanonisasi dari Gereja Katolik yang memilih diantara banyak kitab yang beredar pada waktu itu. Dan ini tentu ada sejarahnya.
Baca Juga : Apa Dasar Penggunaan Warna Liturgi Dalam Gereja Katolik?
Apakah bisa ceritakan sejarahnya?
Baik. Mohon perhatikan, setelah kematian dan kebangkitan Yesus, umat Kristen tidak punah, malahan mereka bertambah besar jumlahnya. Karena itu, reaksi para rahib Yahudi saat itu, pada Abad Pertama Masehi, mereka mengadakan konsili yang namanya Konsili Jamnia di Palestina. Dari konsili ini mereka menetapkan beberapa kriteria yang dengan sendirinya mengecualikan 7 kitab/buku dari Deuterokanonika. Hal ini lalu ditanggapi lagi oleh para Bapa Gereja. Maka Gereja lalu membuat dua Konsili, yakni Konsili Hippo (393) dan Konsili Kartago (397). Dalam dua Konsili itu, para Bapa Konsili atau Bapa Gereja menetapkan sekali lagi Kanon Kitab Suci. Bahwa Kitab Suci orang Kristen itu terdiri dari 46 Kitab Perjanjian Lama dan 27 Kitab/Surat Perjanjian Baru. Sehingga jumlahnya menjadi 73 buah buku/Kitab.
Lantas Protestan munculnya kapan?
Jadi, peristiwa itu terjadi sekitar pada abad-abad ke-3 dan ke-4. Berarti jauh sebelum munculnya Protestantisme dan denominasi-denominasi lain yang banyak seperti sekarang ini.
Baca Juga : Bolehkah Orang Katolik Menyimpan Patung Agama Lain?
Baru muncul kemudian tapi malah mengkritik bahwa Gereja Katolik tidak hidup sesuai dengan Kitab Suci.
Dalam perkembangan selanjutnya, setelah Martin Luther mengkritik Gereja Katolik, maka lahirlah Protestantisme pada tahun 1517, Kemudian, pada tahun 1529, Martin Luther mengajukan Kanon Jamnia yang dipakai sebagai patokan bagi Gereja Protestan. Justru dalam Konsili Jamnia inilah yang akhirnya 7 Kitab Deuterokanonika ini dikeluarkan. Makanya secara otomatis Gereja Protestan tidak mengakui 7 Kitab Deuterokanonika ini.
Jadi, jelas di sini bahwa, sebenarnya bukan masalah Katolik menambah kitab-kitab lain ke dalam Alkitab, tapi memang dari dulunya sudah seperti itu. Justru Protestan-lah yang mengurangi beberapa Kitab Deuterokanonika dari Kitab Suci yang asli.
Baca Juga : Perkawinan Rahasia
Karena itu ada beberapa kebenaran yang mau tidak mau harus kita katakan dan kita akui.
Pertama, Kitab Suci yang adanya seperti sekarang ini, ada karena Gereja Katolik.
Kedua, Gereja Katolik itu lebih dulu ada baru terbentuknya Kitab Suci seperti sekarang ini.
Ketiga, kuasa Gereja lewat para Paus-lah yang menetapkan mana kitab yang digunakan seperti sekarang ini dan mana yang tidak digunakan karena bertentangan dengan ajaran Kristiani, seperti Injil Barnabas, Injil Thomas, dan lain sebagaianya.
Keempat, bahwa Kitab Suci adalah produk Gereja Katolik atau Kitabnya orang-orang Katolik.
Makanya, terkadang merasa heran dan lucu. Karena, ketika apa yang Gereja Katolik punya lalu digunakan oleh orang lain dan orang lain itu mengkritik balik bahwa Gereja Katolik tidak hidup sesuai dengan Kitabnya sendiri? Itu kan aneh.
Baca Juga : Bagaimana Penerimaan Abu Di Masa Pandemi?
Tapi begini, saya mau katakan dengan pernyataan yang sedikit lebih tegas dan keras, bahwa kalau mereka tidak setuju dengan Kitabnya Gereja Katolik, yah jangan dipakai. Atau, kalau mereka tidak setuju dengan Kitabnya Gereja Katolik, silahkan menciptakan Kitab Suci sendiri, sehingga kita tidak menghabiskan waktu dan tenaga untuk membahas sesuatu yang tidak perlu dibahas. Kitab Suci seperti yang ada sekarang ini adalah Kitab Suci-nya Gereja Katolik.
Jadi sudahi perdebatan ini. Sebaiknya fokus pada pengembangan iman umat atau jemaat masing-masing gereja. Dari mendebatkan apa yang tak perlu diperdebatkan hasilnya hanya kontraproduktif.*
Penulis: MYB
Catatan: Artikel ini sudah diedit sesuai kebutuhan blog tanpa menghilangkan substansi tulisan aslinya.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!