Gereja Katolik memiliki kekayaan dan khazanah Kitab Suci yang diakui otoritas Gereja. Akan tetapi tidak bisa dielakkan bahwa dalam sejarah Gereja terdapat Kitab yang tidak diakui (apokrip)? Bagaimana itu bisa terjadi?
Begini. Pertama-tama kita mesti pahami dulu apa yang dimaksud dengan istilah Apokrip karena kata yang sama merujuk dan mempunyai arti yang berbeda dalam Gereja Katolik dan dalam Gereja Protestan.
Jadi kata “apokrip” ini berbeda pemahaman antara Gereja Katolik dan Gereja Protestan. Lantas bagaimana dengan pemahaman Gereja Katolik?
Baca Juga : Stigmata Dalam Pandangan Gereja Katolik
Kata “apokrip” (artinya: tersembunyi, rahasia) digunakan oleh Gereja Katolik untuk merujuk kepada buku-buku yang tidak termasuk dalam kanon resmi Gereja Katolik. Misalnya Injil Thomas, Kisah Pilatus, Wasiat Musa, Wasiat Yeremia, dan lain-lain. Gereja Katolik menilai bahwa buku-buku itu tidak diilhami oleh Allah, dan karena itu ditolak untuk dimasukkan ke dalam daftar Kitab Suci. Kebanyakan buku-buku itu berasal dari abad II dan dipengarahui oleh aliran Gnostisisme. Gereja Protestan merujuk kepada buku-buku ini sebagai pseudepigrapa (artinya tiruan, palsu).
Terus, pemahaman “apokrip” dalam Gereja Prostestan itu seperti apa?
Gereja Protestan menggunakan kata “apokrip” (tersembunyi) untuk merujuk buku-buku Deuterokanonika atau Kanon kedua. Sejak munculnya gerakan Reformasi pada abad XVI, Gereja-gereja Protestan menolak mengakui 7 buku yang termasuk dalam Deuterokanonika itu. Martin Luther mempersoalkan tambahan-tambahan yang terdapat dalam Septuaginta (Kitab Suci Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani). Hanya kitab-kitab yang tertulis dalam bahasa Ibrani yang diakui Luther sebagai Kitab Suci. Sedangkan semua tambahan yang nota bene tertulis dalam bahasa Yunani, ditolak!
Baca Juga : Apa Dasar Penggunaan Warna Liturgi Dalam Gereja Katolik?
Oleh Gereja Protestan, kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani dimasukkan ke dalam Kanon pertama (proto-kanonika), sedangkan kitab-kitab tambahan yang ditulis dalam bahasa Yunani, dimasukkan ke dalam kanon kedua (deutero-kanonika). Tetapi, untuk ungkapan pertama dan kedua di sini haruslah dimengerti sebagai urutan semata bukan soal kelas, kualitas atau kebenaran.
Kitab-kitab mana saja yang ditolak oleh Protestan?
Ada 7 kitab yaitu Yudith, Tobit, 1 dan 2 Makabe, Kitab Kebijaksanaan, Putera Sirakh, Barukh ditambah surat Yeremia dan tambahan kitab Ester dan Daniel.
Lalu kenapa Gereja Katolik menerima kitab-kitab Deuterokanonika itu?
Begini, keberadaan kitab-kitab Deuterokanonika bukanlah sesuatu yang terpaksa diterima oleh Gereja Katolik, seolah-olah sesuatu yang tidak bisa dielakkan muncul di tengah jalan. Kesannya, seolah kitab-kitab Deuterokanonika itu adalah tambahan kemudian. Ini tidak benar.
Baca Juga : Kenapa Beda Rumusan Doa Bapa Kami Dalam Kitab Suci Dengan Rumusan Yang Dipakai Oleh Orang Katolik?
Terus yang benarnya bagaimanai?
Yang benar ialah bahwa sudah sejak Gereja perdana, kitab-kitab itu sudah digunakan, yaitu Kitab Suci yang dikenal dengan nama Septuaginta. Gereja Katolik mengikuti dan meneruskan apa yang sudah ada dalam Tradisi tersebut. Dan selama 16 abad, Gereja Katolik terus-menerus menggunakan kitab-kitab itu sebagai bagian integral dari Kitab Suci. Baru pada abad XVI, kehadiran kitab-kitab itu dipersoalkan dan akhirnya ditolak.
Jadi memang 7 kitab itu ternyata sudah ada sejak awal dan bukan baru ditambahkan kemudian. Begitu sejarahnya.
Baca Juga : Sudah Hamil Tapi Mengapa Masih Tetap Memakai Kerudung Saat Misa Pernikahannya?
Sudah 1.600 tahun kitab-kitab itu digunakan, dan tidak ada masalah. Dan kenapa sesudah 1.600 tahun digunakan, baru kitab-kitab itu dipersoalkan? Mengapa pengalaman penggunaannya oleh Gereja selama 1.600 tahun tidak membuka hati dan pikiran untuk mengakui kebenaran akan Sabda Allah di dalam kitab-kitab itu?
Ya seperti itu sejarahnya. Gereja Katolik selalu membuka diri terhadap berbagai temuan dan sikap dari berbagai pihak. Semoga informasi-informasi penting ini dapat memberi pemahaman kepada kita mengenai apa yang dimaksudkan dengan kitab-kitab apokrip.*
Penulis : MYB
Catatan Admin: Artikel ini sudah diedit sesuai kebutuhan blog. Trims.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!