Tanggal 2 Juni 2022 mungkin menjadi momentum bersejarah bagi warga-masyarakat Laipori, Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai dan pada umumnya bagi warga Kabupaten Sumba Timur. Kunker (kunjungan kerja) Presiden Joko Widodo dalam pandangan saya terkesan mendadak. Karena informasi tentang kedatangan Presiden Joko Widodo ke Sumba Timur baru dibaca oleh netizen tanggal 30 Mei 2022. Itu melalui surat resmi Pemda yang beredar melalui grup WhatsApp dan Facebook.
Besoknya, tanggal 31 Mei 2022, titik-titik kunjungan kerja presiden mulai jelas diketahui oleh publik yakni Laipori, sasarannya PT Sorgum Sumba Timur dan di wilayah kotanya, Pasar Inpres Waingapu. Kemudian berkembang lagi titik kunjungan presiden seperti di Kampung Raja Prailiu dan seterusnya. Soal kondisi di lapangan saya tidak tahu.
Baca Juga : Presiden Joko Widodo Ke Sumba Timur, Netizen : Welcome To Sumba Island Mr President
Sebagai bagian dari SMK Negeri 1 Pandawai saya fokus ke Laipori. Ke PT Sorgum. Dengan harapan semoga bisa bersalaman dengan sang idola. Karena saya pengagum berat Bapak Presiden Joko Widodo. Saya mulai mengikuti jalan politik Joko Widodo sejak tahun 2012 saat Pak Jokowi mengikuti Pilgub DKI Jakarta 2012 berpasangan dengan Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama. Setelah itu lanjut pada Pilpres 2014 dan 2019. Saya selalu setia mengikuti pemberitaan tentang Jokowi melalui media sosial maupun portal berita online.
Dalam hati mungkin kunjungan ke Sumba Timur kali ini kesempatan emas bagi saya agar bisa bersalaman dengan Pak Jokowi.
Pada Senin, 2 Juni 2022, saya dan istri, serta beberapa rekan guru ke lokasi bersama kepala sekolah. Kami menumpang mobil pribadi kepala sekolah. Tampil dengan busana atasan serba putih ditambah syal etnik. Maunya sih pakai pakaian adat daerah sepertinya jadi ribet apalagi nanti mesti berdesakan dengan undangan (warga) yang lain. Dari Waingapu kami ke lokasi pukul 06.30 Wita. Tentunya dengan segudang harapan. Bertemu presiden. Dan kami dalam satu mobil itu sepakat bilang, amin.
Baca Juga : Belajar Hidup Sederhana Ala Kaesang Pangarep Anak Presiden Joko Widodo
Sementara teman-teman yang berdomisili di seputaran Walakiri, Laipori dan Menggit Timbi langsung ke "TKP". Semua punya harapan yang sama bertemu Presiden Joko Widodo. Sementara itu di lokasi aparat keamanan gabungan (TNI, POLRI dan relawan keamanan) siap 86.
Saat kami tiba di lokasi sekitar pukul 07.10 Wita kondisi setempat masih lengang. Siswa, guru dan segelintir masyarakat saat itu berdatangan. Belum ada tanda-tanda gegap gempita seperti yang nampak di Ende. Sekitar pukul 08.00 massa berbondong-bondong ke lokasi dengan bendera merah-putih di tangan.
Di lokasi saya mulai ambil ancang-ancang menjadi jurnalis warga (Citizen Journalism) bak reporter dengan modal nekat dan sedikit tebal muka alias muka badak, hehe. Via video live Facebook saya membagikan kondisi terkini kunjungan presiden di Laipori ke teman Facebook. Awalnya sih lancar namun karena gangguan signal akhirnya video diambil secara offline. Greget-nya hilang.
Baca Juga : Nama Presiden Joko Widodo Diabadikan Sebagai Nama Jalan Di Uni Emirat Arab
Sampai pukul 09.00 saya sendiri belum tahu persis jam berapa presiden akan tiba di lokasi. Namun semangat dan antusiasme tak pernah kendor. Pokoknya tetap semangat 45. Bukan hanya saya namun semua yang hadir dan semua yang merindukan Presiden Joko Widodo tetap bersemangat. Keep spirit, bro and sista.
Sekitar pukul 10.10 informasi kedatangan Pak Jokowi makin jelas. Entah bagaimana tiba-tiba iringan mobil Presiden Joko Widodo sampai ke lokasi. Masyarakat menyambutnya dengan gegap gempita. Saat itu sepanjang jalan sampai di simpang jalan ke lokasi PT. Sorgum penuh sesak dengan lambaian bendera merah-putih ditangan kami. Sayang, pengamanan sangat ketat. Pak Jokowi tidak membukakan pintu mobil dan langsung ke lokasi. Rekan guru saya berusaha mendekati mobil RI-1 namun dirinya langsung "diamankan" Paspampres.
Dalam pantauan saya, warga menggerutu kenapa Presiden tidak barang sebentar menyapa warga yang sudah lama menanti. Termasuk saya. Sedikit kecewa. Sejenak, semangat untuk melakukan reportase kendor. Jauh panggang dari api. Pupus karena impian tak kesampaian.
Baca Juga : Belajarlah Dari Presiden Joko Widodo Hai Generasi Muda
Saat Presiden melakukan lawatan ke PT. Sorgum, masyarakat masih stay di lokasi. Jumlahnya makin banyak. Saking merindukan kedatangan sang presiden saat melihat mobil Presiden Joko Widodo kembali dari Perusahaan Sorgum, warga berusaha memblokade jalan yang akan dilalui oleh presiden. Bukan mau membuat rusuh atau demonstrasi saat itu namun hanya untuk menyapa dan menyalami presidennya. Saya juga berada di tengah kerumunan warga di badan jalan namun ragu mendekati presiden takut "ditangani" Paspampres.
Menghadapi "aksi blokade" jalan oleh warga, Paspampres langsung sigap dengan protap Paspampres. Banyak yang cerita kalau mereka yang nekat kena "penanganan ringan" oleh Pasukan Pengamanan Presiden. Mengamati sikap masyarakat yang antusias pada presidennya perasaan jadi haru biru.
Sikap masyarakat yang hadir bahkan yang nekat mau berjumpa presidenya membuktikan bahwa Presiden Joko Widodo memberikan energi harapan bagi warganya. Presiden Jokowi masih dicintai rakyatnya.
Baca Juga : Presiden Jokowi, Pribadi Yang Tetap Membumi
Berbagai upaya warga yang ingin mendekati presiden walau dihadang Paspampres mereka tetap keukeuh mewujudkan impiannya walau sekedar memberi salam inii membuktikan ada ikatan emosional antara pemimpin dan rakyat. Terus terang tidak ada skenario itu murni spontanitas.
Laipori saat itu mencatatkan sejarahnya sendiri bahwasannya, dia pernah dijejaki oleh Presiden Joko Widodo seorang anak bangsa yang fenomenal.
Jokowi adalah seorang rakyat biasa yang menapaki jalan politiknya dari bawah. Ia mampu melewati berbagai bully-an, cercaan, hinaan bahkan fitnah dengan sabar. Ia yang mampu bekerja secara baik di bawah pressure politik. Dia pemimpin yang dialogis, partisipatoris dan akamodatif. Yang merubah paradigma pembanguan model sentralistik menjadi Indonesia Sentris. Itulah dia Presiden Joko Widodo.
Baca Juga : Tetap Teguh Pak Jokowi
Sebagai pengagum berat, saya mau bilang, Presiden Jokowi sudah memberikan kepercayaan diri kepada anak miskin, saya misalnya, tentang arti perjuangan, arti kesabaran, arti kerja keras, arti kebangsaan dan keberagaman. Jangan minder menjadi kaum marginal. Kita malu kalau kita menjadi pengemis tanpa usaha. Jika kita malas berusaha maka kita sudah menjadi manusia yang utuh secara fisik namun buntung secara sosial bahkan membonsai masa depan bahkan nasib.
Salam hormat dari saya yang bangga menjadi bagian dari Sejarah Orang Sumba.
Penulis : Unclebonn
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!