Nasihat Seorang Saudara

Pernahkah kita mendengar kata atau istilah blind spot? Blind spot artinya titik buta. Titik dimana seseorang tidak dengan jelas mengetahui kelemahannya. Maka seseorang membutuhkan bantuan orang lain.

Contoh saja dengan atlit dunia. Apa yang kurang dengan seorang Lionel Messi yang masih membutuhkan pelatih sekelas Joseph Guardiola? Atau seorang Manny Pacquiao yang membutuhkan seorang pelatih bertangan dingin seperti Freddie Roach. Seandainya jika mereka diminta menantang pelatih mereka tentu pelatihnya bukan lawan sepadan. Tapi toh mereka tetap membutuhkan seorang pelatih.

Baca Juga : Sabda Bijaksana Dalam Keheningan Malam Bagi Jiwa-Jiwa Yang Berharap

Ada apa?

Manusia itu bukan makhluk yang sempurna. Dibalik keunggulan atau kelebihan itu ada titik lemah. Titik yang bisa mematikan atau bisa merubah fakta. Titik lemah ini sering tidak diketahui atau dipahami oleh banyak orang termasuk para atlet top dunia tadi.

Oleh karena itu, tugas seorang pelatih adalah  menemukan titik lemah dari atlet tersebut. Ia harus berusaha menutupi kelemahan dan kekurangan dari anak asuhnya. Ia bertugas membimbing, mengarahkan dan menasehati agar si atlit tersebut bisa menguasai kelemahan dirinya sendiri.

Baca Juga : Apa Itu Titik Buta (Blind Spot) Dan Tiga Hal Mengatasinya

Nasihat Saudara

Dalam kehidupan kita sehari hari adakalanya kita tak mudah menerima masukan atau nasihat dari teman apalagi orang lain yang bukan berada dalam lingkaran kita. Justru orang yang bukan dari lingkaran kita lebih objektif dalam melihat kelemahan kita. Faktanya kita lebih memilih menolak.

Banyak terjadi jika seseorang dengan strata sosial dan dengan tingkat pendidikan yang tinggi atau seseorang yang mendapat berbagai pengakuan sulit baginya menerima masukan dari orang kelas “bawah”. 

Baca Juga : Bersahabatlah Dengan Semua Orang

Suatu hari saya diingatkan oleh seorang teman. Tentang pentingnya berdoa. 

“Saudara, jangan lupa berdoa sebelum ke tempat tugas dan dengan hal yang sama harus berdoa setelah tiba di tempat tugas. Lakukan itu terus menerus sepanjang hayatmu”

Akhirnya saya sadar bahwa selama ini saya hanya belajar, bekerja dan giat berusaha namun saya tidak mengetahui sisi lemah saya sendiri.

Baca Juga : Runtuhnya Idealisme

Jadi jika dia musuh saya tapi karena dia menasihati atau dia melakukan kebaikan, seburuk apapun sikapnya dia adalah saudara saya.*