Penangkapan ikan di laut selalu mengalami perubahan alat tangkap yang digunakan. Berbagai jenis alat tangkap telah dikembangkan untuk membantu mempermudah proses berburu ikan di laut. Alat tangkap dikembangkan dengan mengacu pada tingkah laku jenis ikan dan habitat dimana ikan berada. Berdasarkan habitat ikan, sumber daya ikan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu ikan-ikan permukaan (pelagic fish) dan ikan-ikan dasar (demersal fish).
1.Pengoperasian Jaring Pukat Cincin, Payang, Jaring Insang
Purseseine adalah alat yang digunakan untuk menangkap ikan pelagic yang membentuk
gerombolan. Berada dekat dengan permukaan dan sangatlahdiharapkan densitas
gerombolan tersebut tinggi, yang berarti jarak ikan dengan ikan yang lainnya haruslah
sedekat mungkin.
Ditinjau dari tempat operasi penangkapannya seine net dapat dikelompokkanmenjadi pukat pantai yaitu pukat yang dioperasikan di tepi pantai, dalam bahasa bugisdisebut “panambe”, dan pukat tengah yang dioperasikannya agak jauh dari pantai misalnya payang, cantrang dan dogol. Gillnet sering diterjemahkan dengan jaring insang, jaring rahang dan lain-lain. Istilah gillnet didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gill net” terjerat disekitar operculumnya pada mata jaring.
2. Pengoperasian Trap (Perangkap)
Trap
(perangkap) adalah alat penangkap ikan yang dipasang
secara tetap di dalam air untuk jangka waktu tertentu yang memudahkan ikan
masuk dan mempersulit keluarnya. Alat ini biasanya terbuat dari bahan alami
seperti bambu, kayu atau bahan buatan lainnya seperti jaring.
3. Pengoperasian Alat Tangkap Trawl
Trawl adalah alat penangkap ikan dengan cara di tarik oleh satu bahkan dua kapal. Berdasarkan letak jaring dalam air selama melakukan operasi penangkapan ikan, trawl dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu Surface trawl, Mid Water Trawl dan Bottom Trawl. Jenis ini merupakan jenis yang paling umum. Jaring ini ditarik pada dasar/dekat dasar laut, dengan demikian ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar, termasuk juga udang-udangan dan kerang-kerangan
4. Pengoperasian Pancing (Line)
Keberhasilan suatu penangkapan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah keahlian nelayan dalam mengoperasikan alat tangkap (teknik penangkapan), daerah penangkapan yang tepat, dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam sebuah operasi penangkapan ikan.
Jika melihat berbagai jenis
alat tangkap yang beroperasi di suatu perairan, sangatlah beragam. Tentu dari
masing-masing alat tangkap membutuhkan teknik pengoperasian yang berbeda-beda.
Namun beberapa alat tangkap ada yang mempunyai kemiripan dalam pengoperasiannya
walaupun ada yang lebih sederhana dan ada yang lebih kompleks kegiatan
penangkapan ikan merupakan salah satu kegiatan yang bersifat sama seperti orang
berburu, yang dilakukan di laut guna menangkap ikan yang layak untuk konsumsi.
5. Menerapkan Penentuan Daerah Penangkapan Ikan
Daerahpenangkapan ikan adalah suatu daerah perairan dimana populasi organisme
dimanfaatkan sebagai penghasilan perikanan.Dimana ikan yang menjadi sasaran
penangkapan dapat tertangkap dalam jumlah yang maksimal dan alat penangkap ikan
dapat dioprasikan didaerah tersebut.
Suatu wilayah perairan laut dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan apabilah terjadi interaksi antara sumber daya ikan menjadi target penangkapan dengan teknologi Sumberdaya yang ada di dalam laut tidaklah tampak secara langsung oleh mata manusia, karena media hidup ikan dan manusia adalah berbeda, perbedaan media ini dapat diantisifasi dengan mempelajari tingkah laku ikan sasaran dan penggunaan alat bantu pendeteksi. Studi tingkah laku ikan perlu dilakukan untuk mengetahui keberadaan ikan sasaran, sehingga dapat menghemat biaya oprasional.
Perairan tempatikan hidup adalah milik umum laut tidak dikapling seperti halnya daratan,
sehingga siapapun dapat memenfaatkan sumberdaya ikan yang ada diperairan itu,
perebutan lokasi penangkapan ikan yang potensial dapat terjadi. Oleh karena itu
diperlukan suatu peraturan dan undang-undang untuk mengatasinya.
Baca Juga : Contoh Soal Pilihan Ganda Dan Jawaban Navigasi Radar Dan Elektronik Nautika Kapal Penangkap Ikan
6. Melaksanakan Penanganan Dan Penyimpanan Hasil Tangkap
Penanganan ikan segar adalah semua pekerjaan yang dilakukan terhadap ikan segar sejak ditangkap sampai saat diterima oleh konsumen dan pekerjaan tersebut dilakukan oleh nelayan, pedagang, pengolah, penyalur, pengecer dan seterusnya hingga konsumen.105 Dan beberapah fase yang akan dilalui pasca ikan mati (PascaMortem).
a)
Perubahan pre rigor mortis
b)
Perubahan rigor mortis
c)
Perubahan post rigor
Proses
penangan dan penyimpanan ikan di atas kapal,
a)
Pengangkatan ikan dari jarring
b)
Penyortiran
c)
Pengeluaran isi perut
d)
Pencucian
e)
Penirisan
f)
Pendinginan dan penyimpanan
Untuk
pendinginan hasil tangkapan yang menggunakan kapal yang besar
biasanya
menggunakan pendinginan refrigerasi, ada bebeberapa metode
penyimpanan
hasil tangkapan :
Bulking metode
Shelfing metode
Boxing metode
7. Melaksanakan Penanganan Ikan Secara Higienis
Begitu ikan tertangkap diangkat keatas kapal harus secepat mungkin ditangani dengan baik dan hati-hati untuk kemudian disimpan di cold storage atau diolah bahkan langsung dimasak untuk dikonsumsi.
Cara untuk penanganan ikan seperti diuraikan di atas dari mulai penyiapan deck dan peralatan yang higienis, penyortiran atau pemisahan ikan perjenis, pemilahan ikan yang rusak, pembersihan dan pencucian, perlindungan dari sengatan matahari dan suhu tinggi, penyimpanan dalam ruang suhu dingin (chilling room) termasuk di dalamnya pemalkahan, peng-es-an, perendaman dengan air laut yang didinginkan (iced sea water, refrigerated sea water dan lain sebagainya).
Dalam penanganan hasil tangkap secara
higienis mengikuti beberapa prosedur untuk mempertahankan mutu ikan. Penanganan
dan penyimpanan secara higienis :
a. Persiapan dek
dan peralatannya
b. Persiapan dek
kerja.
c. Persiapan
terhadap peralatan dan perlengkapan penanganan.
d. Persyaratan
operasi secara higines
8. Membuat Perencanaan Kualitas Hasil Tangkapan
Kualitas
hasil tangkapan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan hasil
tangkapan yang baik, namun dalam menentukan kualitas yang baik.Ada tiga cara
utama untuk memperlambat penurunan kualitas pada ikan, yaitu kehati-hatian
dalam penanganan, kebersihan, dan menjaga produk tetap dingin Pentingnya
kehati-hatian dalam penanganan tidak dapat dipungkiri karena bakteri pembusuk
dapat masuk melalui sayatan dan abrasi yang terjadi selama penanganan, sehingga
mempercepat pembusukan. Penanganan yang tepat akan menjamin kualitas produk
yang lebih segar dan tinggi.
Ikanyang baik adalah ikan yang masih segar. Ikan segar yang masih mempunyai sifat
sama seperti ikan hidup, baik rupa, bau, rasa, maupun teksturnya. Dengan kata
lain, ikan segar adalah :
a. Ikan yang baru saja ditangkap dan belum mengalami proses pengawetan
maupun pengolahan lebih lanjut.
b. Ikan yang belum mengalami perubahan fisika maupun kimia atau
yang masih mempunyai sifat sama ketika ditangkap.
Faktor-faktor
yang menentukan mutu ikan segar dipengaruhi antara lain :
1)
Cara penangkapan ikan
2)
Pelabuhan perikanan.
3) Berbagai faktor lainnya, yaitu mulai dari pelelangan,
pengepakan, pengangkutan dan pengolahan
9. Melaksanakan Prinsip-Prinsip Jaminan Mutu Ikan Hasiltangkap
Jaminan mutu merupakan suatu sistem akan penilaian dalam keamanan pangan akan bahaya Hazar setiap teknik penanganan hasil tangkap yang dilakukan haruslah sesuai dengan standar HACCP ( Hazard Analisis Critical Control Point ), atau Analisis Bahaya Pada Titik Pengendalian Kritis (ABTKK), sebuah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi bahayabahaya, tindakan-tindakan pengendalian dalam proses persiapan makanan dimana pengendalian adalah bagian penting dalam memastikan keamanan makanan atau bahaya dan pengendalian titik kritis dan ditambah para pekerja yang terampil dan cekatan akan memberikan hasil penangnan yang baik.
Faktor-faktor yang
menyebabkan kontaminasi, kelangsungan hidup dan tumbuhnya mikroorganisme, dan
bagaimana pengetahuan ini diterapkan untuk mencegah penyakit yang ditularkan
makanan
a. Kontaminasi
b. Zat warna
tidak aman
c. Karsinogenik
d. Zat aditif
lainnya
HACCP adalah
suatu pendekatan sistematik untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan
mengendalikan bahaya keamanan pangan. Sistem ini diterima secara internasional
sebagai piranti yang efektif dalam mengendalikan penyakit, akibat bahan pangan.
Awalnya, prinsip HACCP dibuat untuk keamanan bahaya pangan, namun sistem ini
akhirnya dapat diaplikasikan lebih luas dan mencakup industri lain. AplikasiHACCP, terutama yang diperuntuhkan bagi pangan, dilaksanakan berdasarkan
beberapa pedoma, yaitu prinsip umum kebersihan pangan Codex. Codex yang
sesuai dengan kode praktik dan undang-undang keamanan pangan yang berlaku.
Prinsip-prinsip
HACCP adalah sebagai berikut:
1)
Mengidentifikasi potensi bahaya pada semua tahapan dalam industri pangan.
2)
Menentukan titik atau tahapan operasional yang dapat dikendalikan untuk meminimalkan
bahaya (CCP)
3)
Menetapkan batas kritis yang harus dicapai untuk menjamin bahwa CCP berada
dalam kendali
4) Menetapkan sistem monitoring
dengan cara pengamatan atau pengujian
5)
Menetapkan tindakan perbaikan bila hasil monitoring menunjukkan bahwa CCP tertentu
tidak terkendali
6) Menetapkan prosedur verifikasi
untuk keperluan penyesuaian
7) Menjalankan sistem dokumentasi
tentang HACCP
8) Dan tujuannya HACCP adalah ;
a) Untuk menjamin bahwa produksi
pangan aman setiap saat.
b) Merupakan bukti sistem produksi
dan penanganan produk yang aman
c) Memberi rasa percaya diri pada
produsen akan jaminan keamanan produknya
d) Memberikan
kepuasan kepada custumer akan konformitasnya pada standar nasional/internasional
e) Memenuhi standar dan regulasi
pemerintah
f) Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien
Diambil dari Dokumen Tugas Mahasiswa PLPG 2017 Pelayaran Kapal Penangkap Ikan
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!